jakarta. PT Garda Tujuh Buana Tbk berupaya melanjutkan keberhasilan mencetak peningkatan produksi batubara tahun lalu. Emiten berkode saham GTBO ini menargetkan produksi batubara tahun ini bisa mencapai 3,5 juta ton. Jika dibandingkan tahun lalu, terjadi kenaikan 28,2% yaitu dari 2,73 juta ton. Ratendra Kumar Srivasta, Direktur Utama Garda Tujuh Buana memperkirakan, kondisi cuaca tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sepanjang 2012, intensitas curah hujannya dinilai tinggi. Sehingga, hal itu mengganggu proses produksi. Kondisi cuaca yang membaik membuat manajemen GTBO optimistis target bisa tercapai. "Kami menargetkan produksi batubara 3,5 juta ton dan penjualan 3 juta ton," ujarnya, Selasa (14/5). Kalau dibandingkan dengan peningkatan produksi 2012 year-on-year (yoy), target 2013 jauh lebih kecil.
Sekedar mengingatkan, produksi batubara GTBO tahun lalu melonjak hingga 116% dari realisasi 2011 yang sebanyak 1,26 juta ton. Menurut Ratendra, realisasi produksi 2012 sebenarnya di bawah target, yakni 3 juta ton. Bakal akuisisi Terkait penjualan, GTBO yakin, tahun ini bisa mencatatkan kenaikan hingga 35,74%. Setahun kemarin, volume penjualan GTBO sebesar 2,21 juta ton. Ratendra bilang, realisasi penjualan tahun lalu juga di bawah espektasi. Awalnya, ia menargetkan bakal mampu menjual 2,5 juta ton batubara. Alasannya sama, karena cuaca. Namun, itu bukan satu-satunya penyebab. Mengutip laporan keuangan 2012 GTBO, pada periode Oktober 2012-Desember 2012, GTBO tidak melaksanakan transaksi penjualan batubara. Penyebabnya, perusahaan telah menandatangani kontrak dengan pembeli asal Uni Emirat Arab, Agrocom Ltd, pada 14 Juni 2012 yang kemudian diamandemen pada 16 November 2012. Nah, berdasarkan kontrak tersebut, GTBO memberikan hak pemasaran kepada Agrocom untuk menjual 10 juta ton batubara. Dalam hal ini, GTBO bertindak sebagai pemasok. Kontrak itu berlaku sejak 14 Juni 2012 hingga April 2015. Total nilai transaksi mencapai US$ 250 juta.Penjualan terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, GTBO wajib memasok 3 juta ton batubara sepanjang 1 Juli 2012 hingga 30 Juni 2013. Total nilai transaksi sebesar US$ 75 juta. Tahap kedua dan ketiga, volume dan nilai transaksi masing-masing sebesar 3,5 juta ton dan US$ 87,5 juta. Namun, periode tahap kedua dimulai 1 Juli 2012 sampai 30 Juni 2014. Sedangkan tahap ketiga dari 1 Juli 2014 dan berakhir 30 April 2015. GTBO telah mengantongi pembayaran untuk pengiriman tahap I sebesar US$ 75 juta atau setara Rp 711,15 miliar. Perolehan ini dicatatkan dalam pendapatan lain-lain GTBO. Hal ini membuat laba bersih perusahaan meroket dari Rp 73,86 miliar menjadi Rp 941,9 miliar.
Demi mengerek produksi, GTBO berencana menambah areal tambang baru. Namun, Ratendra belum mau mengatakan lokasi dan dana yang disiapkan. "Kami ingin batubara dengan kualitas di atas 4.800 kcal/kg (kilo kalori per kilogram) hingga 5.100 kcal/kg," kata dia. Asal tahu saja, batubara di konsesi tambang GTBO di Bunyu, Kalimantan Timur, seberkisar 4.800 kcal/kg-5.100 kcal/kg. Soal pendanaan, manajemen GTBO telah mengantongi restu dari para pemegang saham mencadangkan seluruh laba bersih 2012. Berdasarkan laporan keuangan GTBO per akhir 2012, nilai saldo laba GTBO mencapai Rp 994,24 miliar. Adapun kas dan setara kas perusahaan itu juga masih gemuk, yakni Rp 1,2 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Amailia Putri