KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GTS Internasional Tbk (GTSI) membidik kenaikan pendapatan hingga 77%
year on year (yoy) dan laba sampai 331% yoy di sepanjang 2022. Untuk mencapai target tersebut, GSI Internasional sudah menyiapkan sejumlah strategi. Direktur GTS Internasional Dandun Widodo mengatakan realisasi kinerja sampai dengan kuartal I 2022 sudah on track dengan target tersebut. Melansir laporan keuangan di kuartal I 2022, GTSI mencatatkan penjualan senilai US$ 10,44 juta, tumbuh hingga 140,81% yoy dibandingkan kuartal I 2021 yang senilai US$ 4,33 juta.
Salah satu yang menopang kenaikan pendapatan usaha GTSI karena kontrak pengangkutan gas alam cair (LNG) dengan BP Berau Ltd yang masa kontraknya berlaku 1 tahun terhitung mulai 7 Januari 2022. Dalam laporan keuangan kuartal I 2022 GTSI mencatatkan pendapatan usaha dari BP Berau Ltd senilai US$ 5,09 juta.
Baca Juga: GTS Internasional (GTSI) Sudah Menyerap 81% Dana Hasil Bersih IPO Selain itu, pada tiga bulan pertama di tahun ini tercatat juga pendapatan usaha dari PT PLN Gas & Geothermal senilai US$ 2,22 juta. Sampai dengan Maret 2022, pendapatan usaha GTSI didominasi dari segmen jasa sewa kapal gas alam cair senilai US$ 8,09 juta atau naik 94,6% yoy. Kemudian dari segmen unit penyimpanan dan regasifikasi terapung senilai US$ 2,22 juta dan segmen tunda & tambat senilai US$ 26.900. Sisanya dari jasa pengelolaan kapal senilai US$ 103.000. Sejalan dengan tumbuhnya pendapatan yang signifikan di awal tahun ini, GTSI mampu membalik rugi bersih yang dicatatkan di kuartal I 2021 senilai US$ 2,01 juta menjadi laba senilai US$ 1,26 juta di kuartal I 2022. Mengenai prospek bisnis di sepanjang tahun ini, manajemen GTSI melihat bahwa masih terdapat ruang besar untuk mengembangkan bisnisnya. Sejumlah peluang bisnis yang diperkirakan mampu mendongkrak kinerja operasional maupun finansial GTSI di antaranya kontrak time charter yang diperoleh oleh Kapal Ekaputera 1 untuk melayani pengangkutan LNG dari BP Tangguh untuk periode 7 Januari 2022 hingga 7 Januari 2023. Proyek ini diperhitungkan akan mampu memberikan potensi pendapatan sebesar US$ 16,8 juta. “Perusahaan optimistis karena kapal Ekaputra 1, sebagai penyumbang terbesar pendapatan dan sudah mendapatkan kontrak Time Charter selama 1 tahun,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (10/7). Melansir laporan tahunan 2021 GTSI, sejumlah prospek lain yang dapat berkontribusi pada kinerja di tahun ini ialah kapal Triputra juga diasumsikan akan mampu mengangkut 12 kargo.
Baca Juga: GTSI Relokasi Infrastruktur dan Dukung Ketersediaan Listrik di Teluk Gorontalo Triputra yang melayani pengangkutan LNG untuk rute Bontang-Benoa diperkirakan masih memiliki kapasitas idle sebanyak 50%-55% sehingga akan diarahkan untuk mendukung proyek FSRU di Sulawesi Utara. Tak hanya itu, GTSI juga menjajaki peluang kerja sama lainnya dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah mitra strategis.
Dandun mengungkapkan perihal potensi kontrak baru di 2022 sejauh ini belum ada. “Semua masih dalam pengerjaan dan diskusi,” tandasnya. Tahun ini, GTSI menyiapkan belanja modal hingga US$ 60 juta untuk melanjutkan pembangunan FSRU permanen di Sulawesi Utara. Proyek ini merupakan bagian kesepakatan antara anak usaha GTSI yakni PT Sulawesi Regas Satu dengan PT PLN Gas & Geothermal, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara untuk penyediaan bahan baku listrik di Sulawesi Utara. Kontrak yang diperoleh sejak tahun 2019 ini berlaku untuk jangka waktu 15 tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi