Gubernur Bank Sentral terburuk di dunia (1)



Ekonomi global terus menghadapi gempuran dan perlambatan. Oleh sebab itu, pengaruh bank sentral sangat besar. Kebijakan mereka telah menjadi titik fokus utama bagi para investor yang selalu mencari tanda-tanda pertumbuhan.

Apakah dalam bentuk sebuah retorika atau perubahan kebijakan moneter secara langsung, setiap langkah yang diambil oleh gubernur bank sentral di negara ekonomi besar sedang diikuti. Beberapa di antara mereka berhasil memerangi atau mencegah perluasan krisis. Namun ada juga yang sebaliknya.

Dengan latar belakang tersebut, setiap gubernur bank sentral memiliki penilaian tersendiri. Di antara 50 bank sentral yang paling berpengaruh di dunia inilah mereka yang mendapat penilaian buruk dari majalah Global Finance. A adalah penilaian yang berarti "Excellence" dan F berarti "Failure".


Bersiaplah, mungkin di antara nama para bankir ini ada beberapa orang yang akan mengejutkan Anda.

1. Gill Marcus

Negara: Afrika Selatan

Grade: C

Ia mendapat penilaian C atas kebijakan moneter yang diterapkan pada 2011 di negara dengan ekonomi terbesar tanah Afrika. Tahun ini, nilai yang ia raih tak berubah.

Dihadapkan dengan tingkat pengangguran yang tertinggi di dunia yakni hingga 25%, bank sentral menurunkan target pertumbuhan ekonomi 2012 menjadi 2,7% dari yang semula 3%.

Ekonomi domestik menghadapi beberapa hambatan dalam berkembang. Selain pengangguran yang tinggi, ekonomi Afrika Selatan sulit berkembang karena kendala infrastruktur dan ketersediaan energi listrik yang minim.

Otoritas moneter Afrika Selatan itu mengambil aksi pada Juli 2012 dengan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5%. Ini adalah suku bunga terendah selama 40 tahun terakhir.

Meski melakukan tindakan ekstrem, Marcus memperingatkan bahwa pelonggaran moneter saja tidak akan memecahkan masalah. Penurunan suku bunga juga tidak serta merta menandai dimulainya siklus pelonggaran kebijakan ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) bulan ini menganjurkan, kebijakan Afrika Serikat harus tetap akomodatif saat dihadapkan pada kondisi fiskal yang terbatas.

2. Riad Salameh

Negara: Lebanon

Grade: C

Gubernur bank sentral Lebanon, Riad Salameh adalah pejabat Timur Tengah yang masuk ke dalam daftar bankir terburuk di dunia.

Nilai Salameh jatuh dari yang semula A pada 2011 menjadi C tahun ini. Tuduhan pemerintah Amerika Serikat (AS) turut andil dalam menjatuhkan reputasi Salameh.

Perbankan negara ini dituduh gagal menjaga keamanan transaksi kotor seperti pencucian uang dan pendanaan kelompok teroris Hizbullah.

Salameh menggawangi bank sentral selama 19 tahun. Prestasi yang selalu dipuji banyak kalangan adalah keberhasilannya menjaga nilai mata uang pound Lebanon stabil terhadap dollar AS saat krisis perang Hizbullah dengan Israel pada 2006.

Namun pemberontakan selama 17 bulan di Suriah yang merupakan negara tetangga bukan pertanda baik bagi ekonomi Lebanon. Meski yang berkonflik adalah negara tetangga, nilai ekspor Lebanon jatuh lebih dari US$ 150 juta.

Juli lalu, Salameh memprediksi profitabilitas bank Lebanon akan turun sekitar 3% tahun ini dari 2011, karena adanya eksposur 7 bank di Suriah dengan nilai mencapai US$ 4,9 miliar.

Editor: