Gubernur BI dan Sri Mulyani optimistis terhadap perekonomian Indonesia tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sama-sama meyakini momentum positif pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjaga di tahun 2019 ini.

Dua pentolan perumus kebijakan moneter dan fiskal Indonesia tersebut tetap optimistis meski ketidakpastian eksternal diakui masih membayangi. Sri Mulyani mengatakan, kondisi APBN 2018 yang ditutup sehat akan menjadi pijakan untuk pertumbuhan ekonomi serta kinerja anggaran yang lebih baik di tahun ini.

"Tahun lalu The Fed menaikkan suku bunganya empat kali, tapi pertumbuhan ekonomi kita bisa tetap di atas 5% bahkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan resiliency Indonesia," ujar Sri Mulyani, Kamis (28/2).

Oleh karena itu, Sri Mulyani yakin asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% di tahun ini. Faktor pendorongnya antara lain konsumsi yang kuat dan investasi yang tumbuh lebih baik di tengah kepercayaan pasar yang meningkat. Hal ini lantaran ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed berkurang, serta tingkat inflasi dan nilai tukar kurs rupiah akan terjaga stabil.

Dari sisi anggaran, Sri Mulyani juga optimistis penerimaan dari pajak dan perpajakan akan melanjutkan pertumbuhan. Adapun secara keseluruhan, penerimaan negara tahun lalu tak hanya melampaui target, tetapi juga dikontribusikan secara merata oleh seluruh sektor penerimaan. "Pertumbuhan penerimaan pajak yg menggambarkan kegiatan ekonomi sektor itu menunjukkan degup yang kuat," ujarnya.

Sementara, Perry juga meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dalam kisaran 5% hingga 5,4% dengan titik tengah 5,2%. BI memproyeksi, pertumbuhan konsumsi berada pada level 5,2%, investasi tumbuh 6,7%, serta inflasi terjaga di bawah 3,5%.

"Net ekspor memang diprediksi masih negatif. Tapi, fokus pemerintah dan BI tahun ini adalah menekan defisit transaksi berjalan (CAD) dengan mendorong ekspor dan menaikkan foreign direct investment (FDI). Kami optimis, optimis, dan optimis!" kata Perry, Kamis (28/2).

Seperti yang diketahui, BI menargetkan dapat menekan CAD ke level 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun ini. Perry memastikan, BI akan terus mengawal perekonomian dengan bauran kebijakan (mixed-policy) antara kebijakan yang pro-stabilitas sekaligus pro-pertumbuhan ekonomi.

Begitu pula dengan Sri Mulyani yang percaya diri pemerintah telah menempuh langkah kebijakan yang baik dan benar selama ini perekonomian Indonesia. "Kita melakukan hal-hal yang menjadi pondasi Indonesia maju ke depan. Jadi, optimisme itu adalah karena apa yang disampaikan dan yang dikerjakan itu sama," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .