KONTAN.CO.ID - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, neraca transaksi berjalan atau current account Indonesia yang masih mencatatkan defisit menjadi salah satu tantangan ke depan. Meski semakin kecil, current account masih perlu didorong untuk mencatat surplus. Agus bilang, current account Indonesia pernah mencatat defisit 4,2% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun 2013 lalu. Ekspor Indonesia terlalu bergantung pada komoditas. Sementara saat itu, harga komoditas turun sehingga menyebabkan transaksi berjalan Indonesia mencatat defisit besar. Padahal yang sustainable itu di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dibanding dengan negara-negara ASEAN 5 lanjut Agus, hanya Indonesia yang current account-nya mencatat defisit. Current account Thailand surpus 11% dari PDB dan Vietnam surplus 4% dari PDB.
Gubernur BI ingin neraca trasaksi berjalan surplus
KONTAN.CO.ID - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, neraca transaksi berjalan atau current account Indonesia yang masih mencatatkan defisit menjadi salah satu tantangan ke depan. Meski semakin kecil, current account masih perlu didorong untuk mencatat surplus. Agus bilang, current account Indonesia pernah mencatat defisit 4,2% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun 2013 lalu. Ekspor Indonesia terlalu bergantung pada komoditas. Sementara saat itu, harga komoditas turun sehingga menyebabkan transaksi berjalan Indonesia mencatat defisit besar. Padahal yang sustainable itu di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dibanding dengan negara-negara ASEAN 5 lanjut Agus, hanya Indonesia yang current account-nya mencatat defisit. Current account Thailand surpus 11% dari PDB dan Vietnam surplus 4% dari PDB.