JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tak merisaukan penurunan cadangan devisa. Dalam hitungan bank sentral, penurunan nilai devisa masih wajar. Per 7 Oktober kemarin, devisa yang tersisa US$ 56,5 miliar, turun US$ 600 juta dibandingkan dengan cadangan devisa pada seminggu sebelumnya (akhir September), US$57,1 miliar.Gubernur Bank Indonesia Boediono mengakui, cadangan devisa merosot karena sebagian dolar yang ada di bank sentral dilepas ke pasar. "Cadangan devisa kami gunakan saat membutuhkan. Ya, inilah saat yang kami butuhkan untuk memasok valas. Kami kembalikan dolar ke pasar," kata Boediono, akhir pekan lalu (17/10).Sepanjang pekan pertama-kedua Oktober, nilai tukar rupiah sempat terdesak. Sekadar mengingatkan, nilai dolar bahkan melampaui Rp 10.000 per US$ di perdagangan Jumat dua pekan lalu (11/10). Pada saat permintaan terhadap dolar tinggi, BI memasok dolar ke pasar. Boediono menjamin intervensi pasar tak akan membahayakan cadangan devisa. "Posisi devisa masih aman. Kami akan mengelola cadangan devisa dengan baik," janji Boediono.Kebanyakan pengamat pasar yang diwawancarai KONTAN percaya pada janji sang gubernur. Mereka yakin BI tak akan menguras habis devisa hanya demi menjaga rupiah. "Memang cadangan devisa digunakan untuk intervensi. Tapi nilainya masih sedikit. BI tidak intervensi habis-habisan," ujar Direktur Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa. Senada dengan Boediono, Purbaya menilai cadangan devisa Indonesia saat ini masih aman.Ekonom Standar Chartered Eric Alexander Sugandi menambahkan, Pemerintah telah mengizinkan BI menggunakan dana dalam rekening pemerintah yang ada di BI untuk mengamankan rupiah. Singkatnya, Eric juga yakin bahwa cadangan devisa masih aman.Kepala Treasuary PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Basuki Setyajid menilai, tekanan terhadap rupiah awal bulan ini terjadi karena pemodal asing berupaya menarik dana dari Indonesia. Kondisi ini mendorong investor domestik ikut panik. "Namun sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fundamental ekonomi kita masih bagus," kata Basuki.Baik Eric, Purbaya maupun Basuki yakin, cadangan devisa akan menguat lagi pada kuartal akhir ini. "Asalkan, pemerintah dan BI konsisten menjalankan kebijakan yang sudah disepakati sebelumnya," kata Purbaya.Mereka juga yakin nilai tukar rupiah akan kembali stabil di kuartal empat. Namun, Basuki memprediksi penguatan nilai rupiah akan terbatas. "Mungkin agak sulit bagi kurs rupiah dolar untuk berada di bawah Rp 9.500 per dolar AS pada akhir tahun, mengingat akhir tahun tinggal dua bulan lagi," ujar Basuki.Alasan Basuki menebak rupiah akan kembali menguat sederhana saja. "Investor asing akan kembali masuk ke pasar Indonesia," imbuhnya.Sanny Cicilia, Magdalena S.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Gubernur BI Menjamin Devisa Tak Akan Terkuras untuk Menjaga Rupiah
Oleh: Sanny Cicilia
Magdalena Sihite
Magdalena Sihite
Senin, 20 Oktober 2008 08:16 WIB