Gubernur BI Prediksi The Fed Bakal Lebih Hawkish pada 2022



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Seiring dengan tingkat inflasi yang tinggi, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan bakal lebih agresif dalam pengetatan kebijakan moneternya. 

Gubernur Bank Indoensia (BI), Perry Warjiyo, menghitung, pada tahun ini The Fed bakal mengerek suku bunga kebijakannya dengan total 250 basis poin (bps) atau 2,5%. Ini lebih tinggi dari perkiraannya semula. 

“Kenaikan suku bunga AS bisa lebih tinggi dan lebih cepat. Kami perkirakan pada tahun ini naik 2,5%, lebih tinggi dari perkiraan semula yaitu sebesar 2%,” jelas Perry dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Pemerintah, Selasa (31/5). 


Baca Juga: Pemerintah Patok Nilai Tukar Rupiah Rp 14.300 - Rp 14.800 per dolar AS pada 2023

Dengan peningkatan tersebut, maka pada akhir tahun 2022, Perry memperkirakan suku bunga kebijakan The Fed akan berada di level 2,75%. 

Peningkatan suku bunga bahkan tak berhenti pada tahun ini saja. Perry membaca, The Fed bakal kembali mengerek suku bunga kebijakan sebesar 50 bps di tahun 2023. Dengan demikian, suku bunga kebijakan The Fed pada tahun depan ada di kisaran 3,25%. 

Tentu ini akan memberi pengaruh kepada Indonesia. Menurutnya, pengaruh ini datang dari penyesuaian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury). 

Baca Juga: Pemerintah Belum Tetapkan Vaksinasi Covid-19 Sebagai Program Berkelanjutan

Menurut hitungan Perry, yield US Treasury tenor 10 tahun bisa mencapai 4,5% pada akhir tahun ini. Ini bahkan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang sekitar 3% hingga 3,25%. 

Perry pun mengatakan, Indonesia harus memperkuat kuda-kuda untuk menangkal dampak negatif dari kebijakan ini. “Kita perlu memperkuat stabilitas ekonomi makro, nilai tukar rupiah, dan juga stabilitas pasar keuangan dengan sinergi dan koordinasi yang erat,” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli