Gubernur BI: Rupiah Akan Stabil dan Menguat



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot menguat tipis 0,03% ke level Rp 15.995 per dolar AS, Rabu (22/5).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta pasar tak perlu khawatir terkait pergerakan nilai tukar rupiah tersebut.

“Enggak usah kaget, enggak usah bingung. Rp 15.990 Alhamdulillah, yang penting stabil ya di sekitar Rp 16.000 bahkan menuju Rp 15.900 dan seterusnya,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/5).


Perry menyebut, secara keseluruhan kondisi nilai tukar rupiah akan cenderung stabil dan menguat pada tahun ini.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat Tipis ke Rp 15.995 Per Dolar AS Pada Hari Ini (22/5)

Stabilitas nilai tukar rupiah tersebut sejalan dengan empat bauran kebijakan yang dilakukan BI. Yakni, pertama, pengelolaan aliran portofolio modal asing, yang mana saat ini modal asing sudah masuk ke dalam negeri.

Kedua, menariknya imbal hasil. ketiga, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik jika dibandingkan negara emerging market. Keempat, komitmen BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Lebih lanjut, Perry menyampaikan, kondisi nilai tukar rupiah secara bulanan pada hingga 21 Mei 2024 kembali menguat 1,66% persentase poin (ptp), setelah pada April 2024 melemah 2,49% ptp.

Penguatan nilai tukar rupiah didorong dampak positif respons bauran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada April 2024.

Respons kebijakan ini mendorong aliran masuk modal asing, terutama ke surat berharga negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar US$ 4,2 miliar pada bulan Mei 2024 (hingga 20 Mei 2024).

Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah melemah 3,74% dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan peso Filipina, won Korea, dan baht Thailand masing-masing sebesar 4,91%, 5,52%, dan 5,99%.

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 6,25%

Ke depan, Perry menyampaikan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil dengan kecenderungan menguat didorong oleh imbal hasil yang menarik sejalan dengan kenaikan BI rate, premi risiko yang turun, prospek ekonomi yang lebih baik, dan komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar rupiah.

BI juga terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter yang tersedia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, termasuk melalui penguatan strategi operasi moneter pro-market dengan mengoptimalkan instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.

Tak hanya itu, BI juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat