Gubernur BI sebut penurunan suku bunga strategi mendorong pemulihan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2021.

Bersamaan dengan momen tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan revisi bank sentral akan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini, menjadi di kisaran 4,3% hingga 5,3%. Padahal sebelumnya, BI pede pertumbuhan bisa tumbuh di kisaran 4,8% hingga 5,8%.

Perry kemudian mengaku, penurunan suku bunga acuan ini merupakan salah satu bentuk komitmen BI untuk berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan dan pemulihan ekonomi ke depan, bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya.


“Jadi kita memang melihat realisasi pertumbuhan di kuartal IV-2020 masih rendah dari perkiraan kami. Ini juga salah satu alasan kami merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. Penurunan suku bunga merupakan sinergi bersama untuk mendorong dunia usaha, sektor ekonomi, kredit, dan pembiayaan,” jelas Perry, Kamis (18/2) via video conference.

Baca Juga: Roadmap perbankan 2020-2025 resmi meluncur, berikut empat arah pengembangannya

Meski begitu, Perry tetap mengingatkan bahwa momentum perbaikan ekonomi makin nyata dan terus berlanjut. Beberapa indikator perbaikan sudah terlihat, seperti perbaikan kinerja ekspor yang bahkan menonjol di beberapa wilayah, khususnya Sulawesi, Maluku, Papua, Jawa, dan Sumatra.

Ini akibat membaiknya harga komoditas primer seperti kelapa sawit, batubara, dan besi baja. Tak hanya itu, ada juga perbaikan harga sejumlah produk manufaktur seperti kimia organik, kendaraan bermotor, dan alas kaki yang mendorong kinerja di sejumlah sektor-sektor ekonomi.

Kemudian, adanya program vaksinasi yang digulirkan pemerintah juga bisa menjadi angin segar bagi peningkatan mobilitas manusia yang sempat terbatas akibat pandemi ini. Seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, maka kegiatan ekonomi dan keuangan bisa meningkat.

Kemudian ke depannya, Perry yakin ekonomi akan terus berdaya, didorong oleh semakin naiknya permintaan domestik, investasi yang makin moncer, belanja fiskal yang semakin besar, juga berbagai paduan kebijakan dari otoritas.

Selanjutnya: Usai pangkas bunga, Gubernur BI: Ruang penurunan suku bunga ke depan makin terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli