Gubernur BoE: Inggris tidak lagi butuh stimulus QE



LONDON. Teka-teki kelanjutan skema stimulus pelonggaran kuantitatif (QE) ekonomi Inggris akhirnya terjawab.

Mark Carney, Gubernur Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) memberi sinyal bahwa Inggris tidak lagi membutuhkan stimulus QE.

Carney beralasan, ia tidak melihat adanya argumen untuk melanjutkan progam tersebut karena perekonomian Inggris telah mengalami pemulihan.


Carney menyatakan hal itu saat mengadakan kunjungan kerja kota bagian Utara Inggris, Leeds, Jumat (27/9).

“Pandangan pribadi saya, karena pemulihan telah menguat dan meluas, saya tidak melihat kasus untuk pelonggaran kuantitatif dan saya belum mendukungnya," katanya dalam sebuah wawancara dengan Yorkshire Post yang diterbitkan kemarin.

Menurut Carney, perekonomian global berkembang ‘sedikit lebih baik’ dan hal itu menguntungkan Inggris karena meningkatnya permintaan ekspor. Di sisi lain, pemulihan sedang terjadi di berbagai sektor industri negeri Ratu Elizabeth tersebut.

“Pemulihan telah tumbuh, lebih dari sekadar pemulihan di sektor ekonomi tertentu. Kita melihat sebuah pertumbuhan di Eropa dan Amerika Serikat yang terus berjalan dengan baik. Inggris mungkin memimpin sebagian besar ekonomi negara maju, jika kita bicara dalam kondisi sekarang,” imbuh Carney.

Poundsterling langsung menguat

Pernyataan pria yang baru menduduki jabatannya sebagai Gubernur BoE pada Juli 2013 itu, langsung menuai respons pasar finansial Inggris.

Mata uang Inggris, Poundsterling, langsung menguat terhadap dollar AS dan diperdagangkan US$ 1,6087 pada Jumat (27/9) pukul 11.44 di bursa London, naik 0,3% dari hari sebelumnya.  

“Akan sangat sulit bagi BoE untuk me-restart QE, sementara data ekonomi menunjukkan penguatan seperti itu. Kita mungkin akan melihat beberapa revisi perkiraan bank pada November mendatang,” kata Simon Wells, Ekonom dari HSBC Holdings Plc berbasis di London.

Pada kuartal ketiga tahun ini, ekonomi Inggris tumbuh 0,7% didorong oleh meningkatnya belanja konsumen, mengimbangi penurunan investasi di sektor bisnis.

Carney, mantan eksekutif Goldman Sach yang “dibajak” dari Bank Sentral Kanada pada musim gugur lalu oleh kanselir George Osbome itu, menambahkan, pemulihan yang berkelanjutan akan tergantung pada tahapan masyarakat dalam meraih pendapatan dan pekerjaan.

Komite Kebijakan Moneter BoE bulan ini mengambil suara bulat untuk mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor rendah 0,50%.

Suku bunga BoE berada di level 0,50 sejak Maret 2009, ketika bank sentral ini juga memulai skema stimulus pelonggaran kuantitatif (QE).

BoE juga menetapkan kebijakan untuk memelihara stok pembelian obligasi bank sentral senilai 375 miliar pound atau setara US$ 604 miliar.

Komite Kebijakan Moneter BoE telah berjanji tidak melakukan perubahan tingkat suku bunga utama, setidaknya sampai angka pengangguran turun di level 7% dari 7,7% saat ini.

“Ini adalah kebijakan untuk Inggris secara keseluruhan dan intinya adalah bahwa masyarakat memahami bahwa kami tidak akan menaikkan suku bunga sampai melihat perekonomian benar-benar berkembang. Menggunakan ambang batas pengangguran 7% adalah titik di mana kita mulai berpikir tentang pengetatan,” kata Carney.

Editor: Dikky Setiawan