Gubernur Okinawa Mengaku Terganggu dengan Kehadiran Pangkalan Militer AS



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Gubernur Okinawa, Denny Tamaki, menyampaikan keluhannya kepada PBB terkait rencana relokasi pangkalan militer AS di wilayah yang dia pimpin.

Tamaki menyebut konsentrasi pangkalan militer di Okinawa bisa mengancam perdamaian.

"Saya di sini hari ini untuk meminta dunia menyaksikan situasi di Okinawa. Pekerjaan reklamasi tetap berjalan meskipun faktanya jelas-jelas ditentang oleh para pemilih di Okinawa dalam referendum yang diadakan secara demokratis," kata Tamaki, dikutip Kyodo hari senin (18/9).


Tamaki berbicara pada bagian sesi yang diperuntukkan bagi organisasi non-pemerintah Jepang. Tamaki juga menjadi gubernur Okinawa pertama dalam delapan tahun yang berpidato di dewan PBB.

Baca Juga: Joe Biden Berencana Promosikan Lagi Gagasannya untuk Menambah Anggota Tetap DK PBB

Pangkalan Militer AS di Okinawa

Mengacu pada perjanjian bilateral, pemerintah Jepang memang bersedia melanjutkan upaya untuk merelokasi Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma dari daerah padat penduduk di Ginowan ke fasilitas baru yang sedang dibangun di daerah pesisir di Nago.

Keduanya berada di Pulau Okinawa dan mendapat tentangan keras dari masyarakat setempat.

Namun, Tamaki kini berusaha menggalang dukungan internasional dan ia berjuang untuk mencegah rencana relokasi. Tamaki mengatakan bahwa Okinawa kini menampung 70% dari seluruh pangkalan militer AS di Jepang.

Baca Juga: AS, Jepang, dan Australia Agendakan Latihan Militer di Laut China Selatan

Aduan Tamaki pada forum PBB di Jenewa hari Senin dibalas oleh perwakilan Jepang lain yang mendukung pemerintah pusat. Mereka membela pekerjaan yang sedang berlangsung untuk membangun lapangan terbang di daerah Henoko di Nago.

"Terus memajukan pekerjaan konstruksi berdasarkan kebijakan bahwa relokasi Henoko adalah satu-satunya solusi akan memungkinkan kembalinya Pangkalan Udara Futenma secepat mungkin dan mengarah pada penghapusan bahaya terhadap penduduk lokal," kata perwakilan Jepang.

Penolakan ini sebenarnya telah disuarakan oleh pendahulu Tamaki, Takeshi Onaga. Saat masih menjabat sebagai gubernur Okinawa, Onaga juga menyatakan penentangannya terhadap rencana relokasi pangkalan Futenma di dewan pada tahun 2015.