KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (
GGRM) diproyeksikan mampu menjual 80 miliar batang rokok sepanjang tahun ini. Pada semester pertama 2021, emiten rokok ini telah menjual 45,6 miliar batang. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christine Natasya menuturkan, prediksi penjualan hingga tutup tahun ini didorong oleh penjualan produk sigaret kretek mesin
full flavor (SKM FF) yang sudah mencapai 39,9 batang di semester pertama 2021 dibandingkan 35,8 miliar batang pada semester pertama tahun lalu. Produk SKM FF seperti GG International dan GG Surya 16 telah menjadi produk unggulan perusahaan. "Kami percaya peningkatan volume penjualan SKM FF perusahaan sejalan dengan permintaan segmen yang lebih tinggi, terutama selama pandemi," ungkap Christine dalam riset, Senin (20/9).
Baca Juga: Bangun bandara, simak rekomendasi saham Gudang Garam (GGRM) Sementara itu, sigaret kretek tangan (SKT) dan
low tar serta
low nikotin (SKM LTLN) buatan mesin GGRM membukukan volume penjualan yang lebih rendah, masing-masing sebesar 2,2% dan 43,5% secara tahunan di semester pertama 2021. SKM LTLN GGRM saat ini hanya memberikan kontribusi 2,8% terhadap total volume penjualannya. Menurut Christine, meski segmen SKT juga membukukan pertumbuhan volume penjualan, Gudang Garam tidak mendapatkan dampak yang baik karena pesaingnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), memimpin di segmen tersebut. Dengan begitu, secara keseluruhan GGRM berhasil membukukan volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 7% yoy pada semester pertama 2021 menjadi 45,6 miliar batang. "Kami memperkirakan GGRM akan membukukan volume penjualan 80 miliar batang pada 2021," ujar Christine.
Baca Juga: Produsen rokok Gudang Garam (GGRM) tambah modal investasi ke anak usaha Tahun depan, pemerintah telah menetapkan target cukai tumbuh 11,9%. Mirae Asset melihat GGRM telah melakukan beberapa penyesuaian harga jual rata-rata atawa
average selling price (ASP) yang agresif, terutama di kuartal ketiga ini. Meskipun begitu, Christine meyakini Gudang Garam masih memiliki beberapa produk yang tidak sepenuhnya mematuhi harga jual eceran minimum pemerintah untuk mempertahankan pangsa pasar. Dengan kenaikan cukai yang signifikan untuk produk SKM tahun ini, Mirae Asset meyakini margin keseluruhan Gudang Garam akan tetap dalam tren menurun karena perusahaan juga belum sepenuhnya melewati kenaikan cukai 2020. Belum lagi jika GGRM akan menghadapi kenaikan cukai signifikan lainnya untuk 2022.
GGRM Chart by TradingView "Kami memperkirakan margin laba kotor keseluruhan 11,2% di 2021 dibandingkan 10,8% di semester pertama 2021 karena perkiraan penyesuaian ASP kami yang lebih tinggi," terang Christine.
Oleh sebab itu, Mirae Asset meningkatkan rekomendasi dari jual ke tahan. Pihaknya juga menyempurnakan perkiraan dengan target harga baru Rp 29.500 yang didasarkan pada EPS 2021 dan target
price to earning ratio (PER) 11 kali yang tidak berubah. Pada akhir perdagangan Rabu (22/9), harga saham GGRM turun Rp 50 atau 0,16% ke level Rp 31.400 per saham.
Baca Juga: Simak jurus Gudang Garam menjaga kinerja di tengah tekanan tarif cukai Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati