Gula habis, Coca Cola setop produksi di Venezuela



CARACAS. Coca Cola kehabisan gula di Venezuela. Alhasil, pada Senin malam lalu, perusahaan minuman ini mengumumkan menghentikan produksi Coke dan minuman manis lainnya untuk sementara waktu.

Juru bicara Coca Cola, Kerry Tressler, mengatakan perusahaan sudah menawarkan pesangon yang kompetitif hingga suplai gula kembali normal. Sayangnya, Tressler tidak mengungkapkan berapa banyak karyawan yang terkena dampak suspensi produksi ini.

Menurut pihak Coca Cola, suplier gula loka menginformasikan kepada perusahaan bahwa mereka akan mampu menyuplai gula dalam waktu dekat. Namun, tidak dijelaskan waktunya secara spesifik. Kendati begitu, perusahaan masih berencana memproduksi dan mendistribusikan air dan minuman non-gula di Venezuela.


Tapi di luar itu, penundaan produksi menunjukkan masalah ekonomi Venezuela yang akut: resesi ekonomi ekstrem, ketegangan politik, serta krisis energi.

Kehabisan stok gula merupakan satu sinyal teranyar bahwa krisis ekonomi dan kemanusiaan terus menyebar di Venezuela.

Pemerintah Venezuela juga dikabarkan tidak mampu membayar barang-barang impor dasar, seperti gula mentah, susu, telur, dan tepung.

Selain itu, pegawai negeri sipil hanya bekerja dua hari dalam seminggu demi menghemat listrik. Suplai obat-obatan juga semakin menipis, sehingga berpotensi menyebabkan krisis kesehatan yang berdampak pada 30 juta warga Venezuela.

Di sisi lain, sumber listrik utama Venezuela, El Guri dam, berada di rekor terendah. Pemerintah menyalahkan kekeringan, meskipun para ahli mengatakan hal itu disebabkan oleh manajemen yang salah.

Untuk menghemat listrik, pemerintah menjadwalkan pemadaman bergilir selama empat jam sehari di seluruh kota Venezuela, kecuali Caracas.

Berdasarkan pendapat sejumlah ekonom, perekonomian Venezuela merupakan salah satu yang terburuk di dunia. Tingkat inflasinya diprediksi akan naik nyaris 500% tahun ini. IMF meramal, Venezuela akan mengalami krisis hingga 2019 mendatang.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie