JAKARTA. Rendahnya serapan di pasar dalam negeri membuat harga lelang gula di Pabrik Gula (PG) sepet. Masih maraknya peredaran gula rafinasi dan gula ilegal menyebabkan stok gula di gudang PG menumpuk dan tidak dapat dijual. Lihat saja, mendekati akhir musim giling tebu, harga lelang gula hanya di kisaran Rp 8.100 per kilogram (kg) hingga Rp 8.200 per kg. Angka ini masih jauh dari Harga Patokan Petani (HPP) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang sebesar Rp 8.500 per kg. "Harga hancur lebur sekarang, tidak laku," kata Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen. Akibat pahitnya harga gula ini, mulai muncul kekhawatiran makin enggannya petani tebu mempertahankan lahannya. Petani jadi ogah mengurus tanaman dan kemungkinan lain adalah mengalihfungsikan lahan ke komoditas lainnya.
Gula impor bikin harga gula makin pahit
JAKARTA. Rendahnya serapan di pasar dalam negeri membuat harga lelang gula di Pabrik Gula (PG) sepet. Masih maraknya peredaran gula rafinasi dan gula ilegal menyebabkan stok gula di gudang PG menumpuk dan tidak dapat dijual. Lihat saja, mendekati akhir musim giling tebu, harga lelang gula hanya di kisaran Rp 8.100 per kilogram (kg) hingga Rp 8.200 per kg. Angka ini masih jauh dari Harga Patokan Petani (HPP) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang sebesar Rp 8.500 per kg. "Harga hancur lebur sekarang, tidak laku," kata Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen. Akibat pahitnya harga gula ini, mulai muncul kekhawatiran makin enggannya petani tebu mempertahankan lahannya. Petani jadi ogah mengurus tanaman dan kemungkinan lain adalah mengalihfungsikan lahan ke komoditas lainnya.