JAKARTA. Membanjirnya peredaran gula rafinasi di pasar konsumsi membuat harga lelang si pemanis tersebut anjlok. Akibatnya, stok gula di produsen gula menumpuk di gudang-gudang penyimpanan. Hal tersebut pun berdampak pada kinerja PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengungkapkan, hingga saat ini, setidaknya ada 200.000 ton gula kristal putih (GKP) produksi RNI yang tidak laku dijual. Jumlah tersebut diproyeksikan akan terus bertambah seiring musim guling tebu yang bakal selesai November nanti. Akibat kondisi ini, Ismed khawatir pendapatan perusahaan akan terpengaruh. "Pendapatan hancur, 60% pendapatan RNI berasal dari gula. Beruntung RNI memiliki alur bisnis yang lain," kata Ismed, Minggu (12/10).
Gula rafinasi bikin kinerja RNI anjlok
JAKARTA. Membanjirnya peredaran gula rafinasi di pasar konsumsi membuat harga lelang si pemanis tersebut anjlok. Akibatnya, stok gula di produsen gula menumpuk di gudang-gudang penyimpanan. Hal tersebut pun berdampak pada kinerja PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengungkapkan, hingga saat ini, setidaknya ada 200.000 ton gula kristal putih (GKP) produksi RNI yang tidak laku dijual. Jumlah tersebut diproyeksikan akan terus bertambah seiring musim guling tebu yang bakal selesai November nanti. Akibat kondisi ini, Ismed khawatir pendapatan perusahaan akan terpengaruh. "Pendapatan hancur, 60% pendapatan RNI berasal dari gula. Beruntung RNI memiliki alur bisnis yang lain," kata Ismed, Minggu (12/10).