Gula rafinasi merembes, petani khawatirkan penyerapan gula lokal rendah



JAKARTA. Petani gula di dalam negeri mengeluh gara-gara banjir gula rafinasi di pasaran. Padahal gula rafinasi hanya boleh dijual untuk kalangan industri. Ketua Umum Badan Koordinasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Abdul Wahid mengatakan, masuknya gula rafinasi atau gula impor sekarang ini yang ada di pasaran dikhawatirkan menurunkan kuota penjualan gula dari petani. Sebab, harga gula rafinasi cenderung lebih murah.Saat ini harga gula rata-rata di dalam negeri yang dijual di pasaran sebesar Rp 8.900 per kilogram (kg), sementara harga gula rafinasi sekitar hanya Rp 8.500 per kg."Kalau pemerintah tidak segera menarik gula-gula itu, maka petani akan terus dirugikan bahkan akan mematikan industri gula dalam negeri, sedangkan penjualan gula rafinasi akan semakin tumbuh apalagi mereka dapat fasilitas bea masuk impor 0%, " terang Abdul.Abdul juga mengaku, hasil produksi gula sejak tahun lalu masih tersisa 600.000 ton. Menurutnya, sisa produksi tersebut seharusnya sudah habis di pasar tapi karena gula rafinasi lebih membanjiri pasar telah membuat produksi gula masih tersisa hingga sekarang.Sementara itu, PTPN tahun ini menargetkan produksi tetesan tebu nasional dapat mencapai 2,6 juta ton. Namun, Abdul bilang melihat keadaan pasar sekarang ia khawatir petani tidak akan mau memanen lagi, padahal bulan Mei nanti sudah memasuki musim panen gula."Kami para petani berharap pemerintah segera memperbaiki tata niaganya di dalam negeri serta segera menarik produk-produk gula rafinasi yang sekarang makin banyak di pasaran," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini