JAKARTA. Hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil yang memanas mulai berpengaruh pada hitungan dagang ke dua negara. Pelaku Industri Indonesia bersiap mencari produk alternatif pengganti impor dari negeri samba ini. Salah satunya, Indonesia, rutin impor gula mentah atau raw sugar dari Brasil. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2011-2013, Indonesia impor gula mentah senilai US$ 500 juta per tahun. Yamin Rahman, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) menegaskan, Indonesia tidak tergantung impor gula dari Brasil. Sebab, ada pilihan impor gula mentah dari Thailand dan Australia.
Namun, karena hubungan Indonesia dan Australia juga sedang panas lantaran eksekusi bandar narkotika, maka pasokan gula mentah diharapkan dari Thailand. Di sisi lain, impor dari Brasil saat ini juga tidak mulus lantaran di sana belum musim panen tebu. Selain itu, impor dari Brasil juga sudah dibatasi oleh pemerintah. "Hingga kini belum ada pembelian gula dari Brasil," kata Yamin kepada KONTAN, Rabu (25/2). Walaupun belum ada pesanan, tapi proses pengiriman gula dari Brasil masih berlanjut. Sebab, pesanan gula mentah Desember 2014 lalu baru dikirim Januari-Maret 2015. Sebagai gambaran, Indonesia impor 3,2 juta ton gula mentah tahun lalu, sebanyak 427.493 ton berasal dari Brasil. Yamin belum bisa memperkirakan jumlah impor gula dari Brasil pada tahun ini. Sebab dari 3,2 juta ton kebutuhan gula mentah industri gula rafinasi tahun ini, pemerintah baru memberi izin impor sebanyak 600.000 ton. Ansari Bukhari, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian juga menegaskan, ketegangan hubungan diplomatik dengan Brasil tidak mempengaruhi kegiatan perdagangan. "Proses perdagangan berjalan biasa," katanya. Selain gula, Indonesia impor pakan ternak, gandum, kapas, senjata, pesawat dan tembakau dari Brasil. Adapun ekspor Indonesia ke Brasil adalah; minyak sawit, karet, kertas, fiber, kaca, elektronik dan produk otomotif. Tahun lalu, Indonesia ekspor ke Brasil US$ 1,49 miliar dan impor senilai US$ 2,55 miliar.
Kesulitan bahan baku Terlepas dari asal impor gula mentah, saat ini pelaku industri gula rafinasi mengeluhkan pasokan bahan baku gula mentah. Penjatahan impor 600.000 ton sampai Juni 2015 dianggap tak mencukupi kebutuhan industri. Hans Fanlita Hutama, Direktur Utama PT Berkah Manis Makmur, salah satu industri gula rafinasi bilang, produksi hanya 40% dari 600.000 ton kapasitas produksi. "Kami punya komitmen memasok gula rafinasi untuk industri, tetapi bahan baku tak ada," keluh Hans. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto