Guncangan terhadap emas belum berakhir



JAKARTA. Emas kembali melemah setelah menunjukkan kenaikan dalam seminggu. Kondisi ini lantaran turunnya kepemilikan emas pada bursa perdagangan terbesar.

Aset di SPDR Gold Trust, produk emas yang diperdagangkan di bursa terbesar jatuh untuk pertama kalinya sejak 28 November, Senin (8/12). Sebelumnya aset di SPDR Glod Trust sempat berkembang 0,5% sepanjang pekan lalu. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak Agustus 2014.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/12) pukul 11.54, kontrak pengiriman emas bulan Februari 2015 di Commodity Exchange sempat turun 0,3% dibanding hari sebelumnya menuju US$ 1.199,39 per ons troi. Namun, harga mulai beranjak naik pada pukul 15.00 WIB menuju US$ 1.207,80 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas naik sebesar 0,7%.


“Jeda reli dolar telah membantu penguatan untuk emas dalam jangka pendek. Namun harga tetap rentan dalam jangka menengah karena dibayangi kenaikan suku bunga AS akan segera terjadi. Emas dapat menguntungkan jika ekuitas terus turun. Kami sarankan investor menjual saat harga reli,” ungkap Huang Wei, analis Huatai Great Wall Futures Co yang berbasis di Shanghai.

Senin (8/12), The Bloomberg Indeks Dollar Spot turun dari level tertinggi sejak 2009 sebelum Bank Sentral AS (The Federal Reserve) bertemu pekan depan untuk membahas waktu kenaikan suku bunga pertama dalam delapan tahun. Di sisi lain, saham AS merosot dari rekor karena harga minyak mentah di New York dan London tenggelam ke posisi terendah lima tahun.

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengatakan, harga emas naik tipis (rebound) dalam jangka pendek. Dalam grafik harian, harga emas menunjukkan kenaikan terbatas. Namun dalam grafik mingguan, harga emas relatif sideways. Saat ini, harga emas memiliki peluang kenaikan sebelum pertemuan The Fed pada Rabu (17/12) mendatang. Kemungkinan, pejabat The Fed akan membahas kenaikan suku bunga. Kondisi ini kembali akan member tekanan pada emas.

“Minggu ini, emas masih bisa bergerak di atas US$ 1.200 per ons troi. Namun pada pekan depan, harga emas akan turun tajam,” jelas Suluh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie