Gunung Raja Paksi berencana IPO pada semester I 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi bagian dari Gunung Steel Group berencana melangsungkan initial public offering pada semester I 2019 ini. Perseroan optimistis sahamnya bakal menarik banyak peminat. 

Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Alouisius Maseimilian mengatakan, sudah ada sejumlah pihak yang menyatakan minat untuk membeli saham produsen baja ini, namun demikian pembagiannya nanti tetap dikembalikan ke mekanisme penawaran di pasar.

"Adapun target kami IPO di 30 Juni tahun ini," ujarnya ditemui Kontan.co.id usai peletakan batu pertama sekolah vokasi perseroan, Jumat (15/2). 


Untuk saham yang dilepas disiapkan sebesar 10,22% atau sebanyak 1,238 miliar lembar saham. Harapan perseroan, dana segar yang didapat di setelah go public tersebut diatas Rp 2 triliun. 

Rencananya pula perusahaan akan menggunakan dana IPO untuk dua keperluan yakni keperluan modal kerja dan juga keperluan refinancing. Alouisius mengatakan sampai saat ini bisnis baja masih punya prospek yang baik untuk bertumbuh.  

Dari segi revenue, menurut manajemen di tahun 2018 kemarin saja pendapatan bersih berada di kisaran US$ 1 miliar. Dengan pertumbuhan industri baja yang rata-rata tiap tahunnya 8%-9%, Alouisius memproyeksikan pertumbuhan Gunung Raja Paksi tahun ini juga dikisaran angka tersebut. 

Saat ini perseroan tengah fokus merampungkan proyek blast furnace yang tahap pertama berkapasitas 750.000 ton per tahun di akhir Juni 2019 ini. Sedangkan tahap kedua di 2020 nanti final dengan total kapasitas blast furnace mencapai 1,5 juta ton per tahun. 

Dengan adanya blast furnace ini, perseroan optimis dapat melakukan efisiensi hingga 30% khususnya di biaya produksi. Berapa nilai investasi blast furnace ini sayangnya tidak dirincikan Alouisius, namun yang jelas Gunung Raja Paksi telah menyiapkan anggaran US$ 340 juta untuk ekspansi 3-4 tahun kedepan, tidak hanya blast furnace namun juga ada revamping fasilitas produksi. 

Sumber dana salah satunya telah didapat dari pinjaman perbankan asal Jerman sebanyak € 200 juta, loan agreement nya punya jangka waktu sekitar 13 tahun. Selain itu perseroan juga sudah menandatangani perjanjian dengan perusahaan asal Jerman untuk regenerasi mesin-mesin produksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli