Gunung Raja Paksi (GGRP) Ekspor Baja Rendah Emisi ke Selandia Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) atau GRP bersama Menteri Perdagangan Budi Santoso melakukan pelepasan ekspor produk baja rendah emisi balok las (welded beam) senilai US$ 1,5 juta atau setara Rp 24,3 miliar dengan tujuan ke Selandia Baru. 

Ekspor ini merupakan bagian dari total 1.210 metrik ton baja yang akan dikirim secara bertahap hingga bulan Maret 2025.

Asal tahu saja, produk welded beam yang diekspor oleh GRP memiliki beberapa keunggulan, khususnya efisiensi dalam proyek konstruksi. Keunggulan tersebut di antaranya adalah desain siap pasang mengurangi waktu kerja di lapangan, peningkatan keselamatan kerja dengan meminimalkan risiko di lokasi proyek, serta hemat biaya konstruksi melalui fabrikasi langsung di pabrik yang memastikan kualitas konsisten.


Produk Welded Beam GRP diproduksi menggunakan teknologi Electric Arc Furnace (EAF), yang memanfaatkan lebih dari 70 persen material sisa (scrap) sebagai bahan baku. Ini menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan metode konvensional.

Keunggulan produk welded beam GRP tidak hanya pada kualitas dan inovasi teknologi, tetapi juga komitmen keberlanjutan yang terintegrasi dalam setiap tahap produksi. Ini dibuktikan juga dengan adanya sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD) yang menunjukkan transparansi data emisi karbon yang dihasilkan selama proses produksi. Dengan kapasitas produksi 60.000 MT per tahun, proses produksi yang diterapkan GRP berhasil memperoleh sertifikasi ISO9001.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan, kualitas produk besi dan baja dalam negeri semakin diakui dan berhasil menempatkan Indonesia sebagai pemasok terbesar ke-7 dunia dengan nilai ekspor US$ 28,41 miliar. Sektor ini juga menduduki peringkat kedua sebagai produk ekspor nonmigas andalan Indonesia pada Januari–September 2024. 

Di sisi lain, permintaan besi dan baja dunia dalam lima tahun terakhir (2018—2023) selalu positif sebesar 9,13% dengan total permintaan dunia mencapai US$ 865 miliar.

Budi bilang, dengan tren pertumbuhan sebesar 38,79% dalam lima tahun terakhir, Indonesia berpeluang besar menjadi salah satu pemain utama industri baja terkemuka di dunia. 

"Diharapkan kontribusi GRP dapat memotivasi eksportir yang lain,” kata Budi dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (15/1).

Sosok yang akrab disapa Busan ini mengungkapkan, kegiatan ekspor besi dan baja Indonesia ke Selandia Baru mendapat kemudahan tarif hingga 0% dengan memanfaatkan perjanjian perdagangan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA). 

“Dengan bea masuk sebesar nol persen, diharapkan Selandia Baru menjadi salah satu negara tujuan utama bagi ekspor besi dan baja Indonesia,” ungkap dia.

Busan juga memaparkan tiga program prioritas Kemendag, khususnya untuk meningkatkan ekspor. Program tersebut antara lain pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BISA Ekspor (Berani Inovasi Siap Adaptasi). 

“Kemendag mempunyai perwakilan di luar negeri yaitu Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di 33 negara yang siap membantu pelaku usaha, khususnya UMKM untuk menembus pasar ekspor,” imbuh dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Gunung Raja Paksi Fedaus menyampaikan kebanggaannya lantaran GRP dapat mendukung pembangunan global melalui ekspor baja rendah emisi berkualitas tinggi. Ia pun mengapresiasi dukungan Kementerian Perdagangan atas capaian strategis GRP dalam memperkuat produk dalam negeri di kancah internasional. 

Fedaus bilang, produk yang diekspor GRP telah memenuhi standar internasional dan berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur berkelanjutan. 

"Ini adalah langkah nyata GRP dalam mendukung visi Indonesia sebagai pemain utama di pasar baja global yang ramah lingkungan,” kata dia.

Pelepasan ekspor oleh GRP mencerminkan tingginya kepercayaan dunia terhadap produk baja Indonesia. Hingga 2024, GRP telah mengekspor produk baja ke 35 negara, di mana nilai ekspor pada tahun tersebut mencapai sekitar US$ 20 juta. 

Selain itu, dalam tiga tahun terakhir (2021—2024), akumulasi ekspor GRP telah mencapai US$ 87 juta dengan pasar utama antara lain Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Sementara itu, Pj Bupati Bekasi Dedy Supriyadi mengapresiasi langkah strategis GRP dalam ekspor produk baja berkualitas tinggi. Pelepasan ekspor ini menjadi bukti Kabupaten Bekasi sebagai pusat industri yang memiliki produk yang mampu bersaing secara global dan memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di kancah internasional. 

“Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi para pelaku usaha lainnya untuk terus berinovasi pada pasar global,” ujarnya.

Dedy juga mengajak seluruh pemangku kepentingan sektor perdagangan untuk terus memperkuat sinergi, meningkatkan kualitas produk, serta memperluas jaringan perdagangan internasional.

Sebagai catatan, khusus pasar Selandia Baru, pada periode Januari–Oktober 2024, nilai ekspor besi dan baja Indonesia mencatatkan angka sebesar US$ 10,91 juta. 

Sementara pada 2024, ekspor besi dan baja Indonesia mencapai US$ 15,06 juta pada 2023. Nilai ini meraup pangsa pasar sebesar 2,65% dari total ekspor nonmigas Indonesia ke Selandia Baru yang tercatat sebesar US$ 573,27 juta. 

Selanjutnya: Glodok Plaza Kebakaran, Warga yang Terjebak Lambaikan Kain

Menarik Dibaca: Lavalen Medica dan Prof. Xanya Sofra Hadirkan Teknologi Infinity Gym

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati