Gunung Raja Paksi (GGRP) Genjot Penjualan ke Pasar Ekspor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) terus menggenjot penjualan baja ke pasar ekspor. Pada 2023, pos penjualan ekspor berkontribusi 5% sampai 6% dari total pendapatan GGRP. Sisanya dijual ke pasar domestik.

Meski tidak menyebut angka pasti, Presiden Direktur Gunung Raja Paksi (GGRP) genjot penjualan ke pasar ekspor Fedaus mengatakan, untuk tahun ini GGRP menargetkan porsi ekspor akan lebih besar dari tahun lalu. 

“Karena pasarnya cukup berkembang, permintaannya ada, diharapkan bisa bertumbuh dari tahun lalu,” terang Fedaus, Senin (15/1).


Sebelumnya pada September 2020, GGRP melakukan ekspor perdana baja struktur ke Vancouver, Kanada sebanyak 4.600 ton atau senilai US$ 4,7 juta. Padahal, saat itu kondisi masih terdampak krisis pandemi Covid-19.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Kembali Ekspor Baja Struktur ke Kanada

Kemudian, pada Maret 2022 lalu, GGRP melakukan ekspor baja struktur sejumlah 700 metrik ton atau senilai US$ 1 juta ke Arizona, Amerika Serikat (AS).

Lalu, pada Senin (15/1), GGRP melakukan pelepasan ekspor baja struktur ke Kanada. Emiten baja swasta nasional ini melakukan ekspor baja struktur sebanyak 1.500 metric ton (MT) ke Kanada, dengan nilai sekitar US$ 2 juta.

Fedaus menyampaikan, produk baja struktural yang diekspor pada awal tahun adalah produk baja untuk mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada. Dengan weather resistance grade, produk ini mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi. ”Menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem,” jelas Fedaus.

Menurut Fedaus, salah satu kelebihan produk baja GGRP hingga bisa menembus pasar Kanada adalah kualitas produk yang bisa memenuhi standar kualitas Kanada. Fedaus mencontohkan, baja yang diproduksi GGRP tahan dengan cuaca ekstrem, yang terkadang suhu di Kanada mencapai di bawah 0 derajat celcius.  “Tidak semua pabrikan bisa membuat seperti itu,” sambung dia.

Kedua, GGRP memiliki personil pengelasan (welded) yang memiliki sertifikasi internasional, yakni Canadian Welding Bureau (CWB). Hal ini memastikan produk yang dihasilkan GGRP memiliki standar tinggi.

Dari domestik, Fedaus meyakini pasar baja dalam negeri masih cukup kokoh. Anggaran infrastruktur dari APBN masih cukup baik. Ditambah, ada peluang pasar dari Pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan. Fedaus mengatakan saat ini GGRP sudah menyuplai kebutuhan baja untuk proyek Pembangunan IKN melalui subkontraktor kecil.

Bahkan, permintaan baja diproyeksi bisa bertumbuh hingga 5% per tahun sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Namun, dia tidak menampik sejumlah sektor pengguna baja seperti properti dan konstruksi masih cenderung wait and see hasil pemilu 2024.

Ke depan, GGRP akan membidik lebih banyak pelanggan ekspor di Selandia Baru, Australia, dan beberapa wilayah di Asia. Terlebih, permintaan baja di Australia dan Selandia Baru juga dipengaruhi oleh aspek produk hijau yang ramah lingkungan. 

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) Yakin Pendapatan Tahun 2024 Tumbuh, Ini Faktor Pendorongnya

Tahun 2022 GGRP melakukan sertifikasi produk ramah lingkungan alias Environmental Product Declarations (EPD) untuk Australia dan Selandia Baru. Tahun 2023, GGRP mendapat sertifikasi pasar AS. 

“Dan tahun 2024 ini kami mau masuk untuk pasar Eropa,” kata Fedaus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi