Tanjung Priok tentu tak asing di telinga warga Ibukota. Bahkan, banyak masyarakat di negeri ini paham bahwa nama itu merujuk ke pelabuhan yang terletak di ujung
utara Jakarta. Nah, di balik ketenarannya sebagai daerah pelabuhan, Tanjung Priok juga menyimpan berbagai sajian kuliner yang patut dicoba. Sentra kuliner itu tepatnya berada di Jalan Bugis. Di sepanjang jalan yang membelah kelurahan Kebon Bawang dan Kelurahan Sungai Bambu ini berjejer berbagai kedai makanan. Bahkan, Jalan Bugis sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata kuliner di Jakarta Utara. Bagi yang tak akrab dengan Tanjung Priok, menemukan Jalan Bugis cukup mudah. Susuri saja Jalan Yos Sudarso ke arah Tanjung Priok. Setelah mele-wati gedung Walikota Jakarta Utara, bersiaplah membelok ke kiri. Nah, Anda sudah menemukan Jalan Bugis yang juga berseberangan dengan Polres Jakarta Utara.
Rasa gurih bak mentega juga akan terasa. Rupanya, rasa tersebut berasal dari irisan lemak sapi. “Dulu, kami pakai lemak kambing, tapi sejak 10 tahun terakhir lemak kambing sulit didapat. Jadi, kami pakai lemak sapi,” tutur Sumandari. Ia bertutur, di setiap tusuk sate diselipkan satu iris lemak sapi. Saat dibakar, lemak sapi pun lumer dan menyatu dengan irisan daging kambing. Inilah yang menyebabkan sate kambing di sini begitu gurih. Mengenai bumbu sate berupa sambal kacang sebetulnya tak ada yang istimewa. Rasanya hampir sama seperti bumbu sate yang lain. Rasa kacangnya begitu kuat dan kental. Namun tetap terasa nikmat dimakan bersama dengan satenya. Sumandari berujar, bumbu sambal kacangnya ini memang tak berbeda dari sambal kacang yang sudah ada. Hanya kacang goreng diberi garam secukupnya lalu diulek atau diblender. Bumbu sederhana Usai menyantap sate, kini saatnya beralih ke sop racikan Sumandari. Di kuah yang bening, kita dapat melihat ada sekitar lima–enam potong tulangan dan daging kambing tersaji di satu porsi. Irisan wortel dan daun bawang melengkapi sop. Saat masih hangat, aroma sop terasa nikmat. Begitu kuah diseruput, dahaga akibat panas yang terik langsung hilang. Rasanya sungguh segar membuat mata langsung melek. Kuah bening sop ini memiliki rasa yang agak pedas dan gurih. Sementara itu, dagingnya cukup empuk dan bebas dari aroma langu. Akan terasa lebih nikmat jika memakan sopnya dipadu dengan nasi putih hangat. Di balik cita rasa sop yang nikmat ini, ternyata bumbu-bumbu yang dipakai Sumandari cukup mudah didapatkan: garam, gula merah, lada, tomat dan bawang putih goreng yang ditaburkan saat memasak sop kambing ini. Sumandari membeberkan rahasia mengolah sop kambingnya agar tidak berbau langu. Saat memasak, daging kambing tak dimasukkan bersama-sama dengan air mentah yang dididihkan. Sumandari baru memasukkan daging kambing saat air telah mendidih. Tak heran, daging kambing pun lebih cepat masak begitu dicemplungkan. Setelah daging mendidih, Sumandari menaburi berbagai bumbu. “Karena daging masuk belakangan, bau kambingnya tidak terasa. Jadi, tidak perlu pakai segala rempah-rempah,” tutur dia.
Kenikmatan dua menu utama Sate Cirebon mampu memikat banyak pekerja di kawasan Tanjung Priok. Jangan kaget jika di setiap jam makan siang, kedai ini penuh dengan para karyawan perusahaan yang ada di kawasan Priok. Putri, pegawai di Pelindo Tanjung Priok, termasuk yang rajin menyambangi Sate Cirebon di saat makan siang. “Kadang-kadang suka dibungkus, karena di sini kalau siang ramai,” ujar dia. Maklumlah, kapasitas Sate Cirebon hanya berkisar 25–30 orang.