Bukan hanya asin, kini telur asin juga memiliki beragam pilihan rasa, seperti rasa bawang, kepiting, ikan salmon dan lainnya. Penjualan telur asin berasa ini lumayan kencang, bahkan mencapai pasar ekspor. Seorang produsennya bisa meraup omzet Rp 57 juta per bulan. Selain rasanya yang khas, telur asin memiliki kandungan gizi yang tinggi. Tak heran, telur asin punya banyak penggemar. Apalagi, sebagai salah satu pilihan lauk, harga telur asin terjangkau banyak kalangan masyarakat. Inilah yang menciptakan peluang bagi Sudarmaji. Berbeda dengan produsen telur asin pada umumnya, warga Masangan Waetan, Sidoarjo, Jawa Timur ini membuat telur asin dalam berbagai rasa. Telur asin buatan Sudarmaji antara lain rasa telur kepiting, rasa ikan salmon, kepiting goreng, kepiting rebus, dan rasa bawang. Selain rasa, Sudarmaji juga membedakan pembuatan telur asin ini, yakni dengan cara dipresto, digoreng maupun dibakar.Ia menuturkan, usaha pembuatan telur asin ini berawal sejak tahun 2005. Saat itu, ia mempunyai banyak telur bebek dari hasil beternak bebek. Lantas, ia membuat telur asin biasa yang dijualnya ke warung sekitar dan kantin sekolah.Setelah mendapat respon cukup baik, Sudarmaji mengembangkan usaha dengan membuat telur asin aneka rasa. Ia menambahkan berbagai rempah-rempah saat membumbui telur asin itu. "Butuhkan waktu 10 hari untuk membuat telur asin aneka rasa," ujarnya. Saat ini, ia bisa melayani permintaan 700 butir telur asin aneka rasa tiap hari. Tak hanya pesanan lokal, Sudarmaji mengirim telur asin ke Malaysia dan Singapura. Dengan mematok harga Rp 2.350 hingga Rp 2.760 per butir, ia pun bisa meraup omzet Rp 57 juta per bulan.Selain Sudarmaji, Chandra Reza Permana juga memproduksi telur asin aneka rasa. Produsen telur asin yang juga berasal dari Sidoarjo ini membuat telur asin rasa bawang, asap bawang, buah-buahan dan jahe. "Tapi, rasa buah tak bertahan lama. Setelah dicicipi beberapa teman mereka bilang rasanya aneh," kata Chandra. Di antara berbagai rasa itu, telur asin rasa asap bawang menuai pesanan paling banyak. Dalam sebulan, Chandra mendapat pesanan telur asin rasa ini hingga 1.000 butir.Pesanan telur asin rasa bawang mencapai 500 butir. "Sedangkan pembuatan telur asin rasa jahe tergantung pesanan," ujar Chandra. Ia menjual telur asin ini dengan harga berkisar Rp 2.000 hingga Rp 2.200 per butir. Chandra memasarkan produknya di Sidoarjo dan Madura. Ia mengaku kewalahan memenuhi pesanan ini lantaran pasokan telur tak cukup untuk memenuhi banyaknya pesanan. Padahal, permintaan telur asin aneka rasa ini juga datang dari Kalimantan, Batam dan Medan. "Namun, saya belum bisa kirim tester ke sana karena kewalahan memasok pedagang di Sidoarjo," ujarnya. Sayang, Chandra enggan membeberkan rahasia dapur alias formula proses pembuatan telur asin aneka rasa. "Yang pasti saya tidak menyuntikkan rasa ke telur asin," kata Chandra yang berniat mulai memasarkan telur asin ini ke luar Pulau Jawa bulan depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Gurihnya laba telur asin dengan beragam rasa
Bukan hanya asin, kini telur asin juga memiliki beragam pilihan rasa, seperti rasa bawang, kepiting, ikan salmon dan lainnya. Penjualan telur asin berasa ini lumayan kencang, bahkan mencapai pasar ekspor. Seorang produsennya bisa meraup omzet Rp 57 juta per bulan. Selain rasanya yang khas, telur asin memiliki kandungan gizi yang tinggi. Tak heran, telur asin punya banyak penggemar. Apalagi, sebagai salah satu pilihan lauk, harga telur asin terjangkau banyak kalangan masyarakat. Inilah yang menciptakan peluang bagi Sudarmaji. Berbeda dengan produsen telur asin pada umumnya, warga Masangan Waetan, Sidoarjo, Jawa Timur ini membuat telur asin dalam berbagai rasa. Telur asin buatan Sudarmaji antara lain rasa telur kepiting, rasa ikan salmon, kepiting goreng, kepiting rebus, dan rasa bawang. Selain rasa, Sudarmaji juga membedakan pembuatan telur asin ini, yakni dengan cara dipresto, digoreng maupun dibakar.Ia menuturkan, usaha pembuatan telur asin ini berawal sejak tahun 2005. Saat itu, ia mempunyai banyak telur bebek dari hasil beternak bebek. Lantas, ia membuat telur asin biasa yang dijualnya ke warung sekitar dan kantin sekolah.Setelah mendapat respon cukup baik, Sudarmaji mengembangkan usaha dengan membuat telur asin aneka rasa. Ia menambahkan berbagai rempah-rempah saat membumbui telur asin itu. "Butuhkan waktu 10 hari untuk membuat telur asin aneka rasa," ujarnya. Saat ini, ia bisa melayani permintaan 700 butir telur asin aneka rasa tiap hari. Tak hanya pesanan lokal, Sudarmaji mengirim telur asin ke Malaysia dan Singapura. Dengan mematok harga Rp 2.350 hingga Rp 2.760 per butir, ia pun bisa meraup omzet Rp 57 juta per bulan.Selain Sudarmaji, Chandra Reza Permana juga memproduksi telur asin aneka rasa. Produsen telur asin yang juga berasal dari Sidoarjo ini membuat telur asin rasa bawang, asap bawang, buah-buahan dan jahe. "Tapi, rasa buah tak bertahan lama. Setelah dicicipi beberapa teman mereka bilang rasanya aneh," kata Chandra. Di antara berbagai rasa itu, telur asin rasa asap bawang menuai pesanan paling banyak. Dalam sebulan, Chandra mendapat pesanan telur asin rasa ini hingga 1.000 butir.Pesanan telur asin rasa bawang mencapai 500 butir. "Sedangkan pembuatan telur asin rasa jahe tergantung pesanan," ujar Chandra. Ia menjual telur asin ini dengan harga berkisar Rp 2.000 hingga Rp 2.200 per butir. Chandra memasarkan produknya di Sidoarjo dan Madura. Ia mengaku kewalahan memenuhi pesanan ini lantaran pasokan telur tak cukup untuk memenuhi banyaknya pesanan. Padahal, permintaan telur asin aneka rasa ini juga datang dari Kalimantan, Batam dan Medan. "Namun, saya belum bisa kirim tester ke sana karena kewalahan memasok pedagang di Sidoarjo," ujarnya. Sayang, Chandra enggan membeberkan rahasia dapur alias formula proses pembuatan telur asin aneka rasa. "Yang pasti saya tidak menyuntikkan rasa ke telur asin," kata Chandra yang berniat mulai memasarkan telur asin ini ke luar Pulau Jawa bulan depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News