KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guru Besar Politik LIPI Syamsuddin Haris menyatakan, sebetulnya saat ini tidak ada alasan bagi pemilih untuk golput pada Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April nanti. Dalam sebuah diskusi, ia mengatakan sebetulnya golput Atawa golongan putih itu baru muncul pada 1970 dalam rangka menyongsong Pemilu 1971. Gerakan dimaksudkan untuk menolak kebijakan rezim otoriter saat itu di bawah pimpinan Soeharto. "Yang dalam peraturan-peraturannya cenderung memobilisasi, intimidasi dan menutup ruang munculnya kekuatan oposisi. Maka saat itu golput digalakkan ada tanda dan gambarnya dimana-mana, kotak segi lima berwarna putih dipasang di jalan dan tempat umum," jelasnya.
Melihat keadaan saat ini, ia berpendapat jauh dari keadaan 1970. "Apakah kehidupan politik kita saat ini menutup peluang bagi oposisi? menutup ruang bagi perbedaan? apakah ada intimidasi dan mobilisasi dalam memilih. Saya bisa katakan tidak ada," lanjut Syamsuddin Sehingga, tidak alasan sebetulnya pagi pemilih untuk golput. "Tak ada alasan rasional untuk golput. Apalagi, kekecewaan pada calon presiden (walau sah) tidak masuk akal juga, setidaknya pasti ada yang lebih bagus dari keduanya," katanya.