Guru Besar UI Budi Frensidy: 5 alasan matematika penting bagi ekonomi & investasi



KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Budi Frensidy, Ekonom yang juga pakar keuangan dan pasar modal pada Sabtu (13/3) lalu, dikukuhkan sebagai Guru Besar Universitas Indonesia (UI).

Dalam pidato pengukuhannya, Budi yang juga kolumnis Kontan menyebut bahwa matematika tak bisa dipisahkan dari bisnis dan akuntansi. Maka, , matematika keuangan menjadi hal penting yang perlu dipelajari mahasiswa bisnis dan akutansi. 

Untuk membantu mahasiswa mempelajari ilmu ekonomi, kata Budi, perguruan tinggi perlu membekali dengan konsep matematika ekonomi seperti marginal, elastisitas, diferensial matriks, sistem persamaan linier, dan optimisasi. 


Hanya saja di Perguruan Tinggi, matematika hanya dipelajari dua semester oleh mahasiswa bisnis dan akuntansi. Menurut Bidi, ini dirasa kurang tepat. Oleh sebab itu, dia menilai akan lebih tepat jika mahasiswa mempelajari matematika keuangan.

Baca Juga: Unrealized Loss bisa terjadi pada setiap investor pasar modal

 "Akan lebih baik jika diberikan konsep matematika yang dapat membantu memahami manajemen keuangan, akuntansi keuangan, investasi, dan valuasi aset, dan itu adalah matematika keuangan," ujar Budi yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Lotte Chemical Titan Tbk.

 Sebagai praktisi pasar modal, Budi mengatakan, matematika keuangan adalah necessary to know, sedangkan matematika ekonomi dan sains manajemen adalah nice to know untuk mahasiswa bisnis dan akuntansi. 

Menurutnya, matematika keuangan membekali mahasiswa dengan logika dan kecerdasan finansial dalam menilai aset, membongkar trik di industri perbankan, menghitung bunga efektif, menyusun schedule angsuran, dan melakukan perencanaan keuangan mandiri. 

Maka, kata Budi, kleahlian itu sangat diperlukan untuk mempelajari manajemen keuangan, akuntansi keuangan, investasi, dan valuasi.

Baca Juga: Kode broker dihapus, trader harian paling terdampak

Bermodalkan matematika keuangan,  mahasiswa lulusan bisnis dan akuntansi tidak hanya melek keuangan tetapi juga akan menjadi cerdas finansial. "Ironis jika mahasiswa bisnis dan akuntansi diajarkan corporate finance untuk dapat mengelola keuangan korporasi, tetapi tidak dibekali personal finance, ilmu yang diperlukan untuk menata keuangan pribadi dan keluarga," ungkap dia. 

Menurut Budi, ada lima alasan matematika keuangan relavan sekaligus lebih menarik bagi mahasiswa bisnis dan akutansi.  Pertama, dengan menguasai matematika keuangan, mahasiswa bisnis dan akuntansi akan mampu menyusun schedule kredit, leasing, amortisasi premium dan diskon obligasi, schedule perencanaan keuangan, dan refinancing KPR. 

Kedua, berbekal matematika keuangan,  mahasiswa mampu menghitung bunga efektif dan yield semua produk keuangan dan investasi yang marak ditawarkan. Lewat kemampuan ini, mereka akan mampu menilai menarik tidaknya atau wajar tidaknya tawaran itu. "Termasuk mengenali penipuan berkedok investasi. Serta penggunaan ilmu-ilmu ini akan membuat seseorang mampu memilah mana madu dan racun pada produk bank," ujarnya. 

Ketiga, matematika keuangan menanamkan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk menilai semua aset. Jika dapat mengetahui nilai suatu aset, pengambilan keputusan investasi pun menjadi mudah karena prinsip dasar investasi adalah membandingkan nilai dan harga. 

Keempat, matematika keuangan akan membekali mahasiswa dengan kemampuan untuk melakukan perencanaan keuangan mandiri. Hal ini merupakan ilmu dasar yang diberikan dalam kursus, pelatihan, dan lokakarya untuk menjadi perencana keuangan. 

"Untuk menjadi perencana keuangan, seseorang memerlukan skill matematika keuangan 50 persen dan 50 persen lainnya dari pengetahuan mengenai produk keuangan dan investasi, asuransi, perpajakan, dan hukum waris," paparnya. 

Kelima, tidak seperti matematika ekonomi, matematika keuangan mempunyai empat metode penyelesaian yaitu menggunakan tabel, kalkulator ilmiah, kalkulator finansial, dan Excel untuk mendapatkan hasil penghitungan yang sama. 

Ada tiga pasar dalam perekonomian yaitu barang dan jasa, tenaga kerja, dan finansial. Pada pasar barang dan jasa variabel utama adalah harga, lalu pada pasar tenaga kerja variabel utama adalah gaji. 

Sementara pada pasar finansial variabel utama adalah tingkat bunga, di mana matematika yang digunakan untuk menghitung tingkat bunga adalah matematika keuangan.  Oleh sebab itu, matematika keuangan sangat butuh untuk dipelajari. "Jangan sampai mahasiswa dan lulusan akuntansi tidak bisa membedakan antara tingkat bunga dan dan tingkat diskon," tandas Budi.

Selamat Pak Budi!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana