Guruh si raja gitar batik dari Solo



Aksen batik bisa disematkan pada produk apa saja, termasuk gitar. Perpaduan antara gitar dan seni batik inilah yang membuat Guruh Sabdo Nugroho kebanjiran order. Tak hanya pasar lokal, pasar mancanegara seperti Belanda, Singapura dan Malaysia juga dirambahnya. Karena itu omzet Guruh pun melonjak menjadi Rp 80 juta per bulan.Sentuhan batik telah mengangkat nilai seni sebuah gitar sehingga bernilai jual tinggi. Dengan tambahan aksen batik pula, Guruh Sabdo Nugroho berhasil menggenjot penjualan gitar mencapai rata-rata 20 unit gitar per bulan dengan nama Batik Guitar.Mencoba membuat gitar batik sejak 2009, Guruh yang gemar bermain gitar ini mengaku mendapatkan ide penyatuan batik dan gitar karena daerah tempat tinggalnya di Solo dikelilingi oleh perajin batik. Dengan kreativitas inilah, jika dulunya dia hanya mampu menjual lima gitar biasa saat ini mampu menjual 20 gitar batik tiap bulan. "Saya tidak menyangka ternyata penggemar gitar batik banyak juga," katanya.Tidak hanya memenuhi pesanan pasar lokal, gitar batik Guruh saat ini telah merambah beberapa negara di dunia seperti Belanda, Singapura dan Malaysia. Di tiga negara tersebut, dia mengaku rutin mengirim lima unit gitar batik per bulan. Karena murni mengandalkan sentuhan tangan, dirinya hanya mampu mengirimkan lima gitar tiap bulan. "Kalau diterima semua order, bisa mencapai 50 gitar sebulan," ujarnya. Ia tidak sanggup memenuhi semua pesanan karena sumber daya manusia pembuat gitar yang mumpuni tidak banyak. Oleh karena itulah, dia bermaksud menambah jumlah perajin gitar batik dari 10 orang yang dipunyainya saat ini.Untuk penambahan perajin gitar dan batik, sebenarnya bukan masalah yang sulit bagi lulusan D3 Desain Grafis salah satu sekolah tinggi swasta di Solo ini. Sebab, daerahnya banyak tersebar pembuat gitar. Solo juga terkenal sebagai sentra batik. Yang menjadi sulit adalah bagaimana menemukan perajin gitar handal yang bisa membuat gitar kelas premium dan pembatiknya.Maklum, untuk membuat satu gitar batik, setidaknya membutuhkan waktu hingga dua bulan. Selain keahlian dalam membuat gitar, ketelitian dan keterampilan membatik juga sangat dibutuhkan sehingga gitar batik bisa menjadi karya seni bernilai tinggi. Satu unit gitar batik biasanya dijual bervariasi antara Rp 1 juta sampai Rp 8 juta. Tinggi rendahnya harga tergantung tingkat kerumitan model gitar, harga bahan baku kayu, kerumitan motif batik, serta jenis perlengkapan atau hardware yang disematkan di gitar. Menurut Guruh, harga gitar batik akan lebih mahal jika perpaduan warna untuk batik lebih banyak. Sebab, dengan perpaduan warna yang banyak membutuhkan waktu pengerjaan yang lebih lama.Dengan penjualan mencapai rata-rata 20 unit per bulan, Guruh mengaku mendapatkan omzet mencapai Rp 80 juta per bulan. "Saya tidak hanya jual gitar, tapi juga seni batik," katanya.Memadukan seni batik untuk gitar, menurut Guruh pada prinsipnya sama dengan pembuatan gitar kayu akustik biasa. Yang menjadi perbedaan adalah penyematan seni batik pada badan gitar. Untuk memberikan aksen batik, dibutuhkan beberapa proses, seperti pemberian malam atau lilin batik, pemberian melamin hingga pembatikan.Kayu bahan baku gitar, seperti kayu mahoni, eboni, maple, spruce, citrus, rosewood, dan sonokeling, sebelumnya dibentuk bodi gitar dahulu. Setelah diamplas rapi, bahan itu lantas dilapisi malam atau melamin.Lapisan melamin akan memberikan kesan gloosy atau berkilau pada gitar. Untuk jenis gitar dengan lapisan melamin hanya membutuhkan sedikit tambahan lilin batik. Adapun gitar tanpa melamin menggunakan banyak lilin batik untuk pelapisan. Pelapisan dibutuhkan untuk menutup pori-pori kayu. Setelah itu baru proses pembatikan dengan menggunakan canting. Kesan klasik dan antik akan didapatkan untuk batik tanpa melamin, sehingga harganya pun lebih mahal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi