KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) kembali melonjak pada perdagangan hari Selasa (17/10) membuat konglomerat Prajogo Pangestu semakin kaya. Kapitalisasi pasar (market cap) BREN bahkan sudah menggusur PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM). Berdasarkan data RTI, pada perdagangan sesi I, Selasa (17/10)
market Cap BREN tembus Rp 442,83 triliun. Sedangkan
market cap TLKM sebesar Rp 373,46 triliun. Pada siang ini, saham BREN melesat 20,36% ke level Rp 3.310 per saham.
Dengan demikian, kapitalisasi pasar BREN berada di urutan ke-5. Sementara di uruta teratas masih saham PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) dengan
market cap Rp 1.112,56 triliun. Kemudian ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) Rp 784,32 triliun, PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) Rp 631,67 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) Rp 553 triliun dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN) Rp 443,53 triliun.
Baca Juga: Saham Barito Renewables (BREN) Mentok ARA Lagi pada Perdagangan Senin (16/10) Melansir
Real Time Forbes Billionaires, pada siang ini kekayaan Prajogo melesat 14,66% atau sebesar US$ 1,8 miliar. Kenaikan kekayaan Prajogo inisekitar Rp 28,26 triliun (kurs Rp 15.700). Dengan demikian kekayaan bersih Prajogo mencapai US$ 14,2 miliar atau sekitar Rp 222,94 triliun siang ini versi Forbes.
Masih berdasarkan data yang sama, Prajogo berada di urutan ke-4 terkaya di Indonesia setelah Low Tuck Kwong yang kekayan bersihnya mencapai US$ 25,5 miliar. Kemudian R. Budi Hartono dengan kekayaan US$ 24,6 miliar dan Michael Hartono dengan harta US$ 23,6 miliar. Sebelumnya, Pengamat Pasar Modal dan Pendiri WH-Project, William Hartanto, menilai, penguatan saham BREN yang signifikan tidak terlepas dari nama besar Prajogo.
Baca Juga: Saham Prajogo Pangestu Moncer, Sederet Konglomerat ini Raup Cuan dari Bursa Saham Pasalnya saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (
CUAN) milik Prajogo sebelumnya mengalami kenaikan signifikan sejak initial public offering (IPO). Kendati demikian, William menilai ARA yang terjadi pada saham BREN kemungkinan tidak akan bertahan lama lagi. Kesimpulan ini dia dapatkan dari mengamati bid price yang jumlahnya ternyata sudah tidak mencapai jutaan lot lagi. Menurut William, kondisi ini menggambarkan banyak pembeli yang berhasil mendapatkan saham BREN di pasar sekunder. Atau, kemungkinan lainnya banyak yang sudah menghindari saham ini karena mengkhawatirkan adanya pelemahan sewaktu-waktu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli