JAKARTA. Bali belum kehilangan pesona meski destinasi wisata di tanah air mulai bermunculan. Tak ayal, sejumlah perusahaan belum niat menghentikan pengembangan bisnis wisata di Pulau Dewata. Sebut saja PT Garuda Adhimatra Indonesia, anak perusahaan PT Alam Sutera Realty Tbk. Di kalangan penikmat wisata, nama Garuda Adhimatra mungkin kalah pamor ketimbang tempat wisata yang mereka kelola, yakni Garuda Wisnu Kencana Cultural Park atau GWK Cultural Park. Nah, tahun ini, manajemen Garuda Adhimatra mengejar target sejuta pengunjung. Bidikan perusahaan itu wisatawan asing dan kelas menengah ke atas. "Tantangan kami adalah menjadikan kawasan wisata di Selatan Bali ini menjadi favorit dan bagaimana wisatawan asing masuk," ujar Seno Andhikawanto, Direktur Utama Garuda Adimatra Indonesia, pekan lalu.
Bukan tanpa sebab Garuda Adhimatra mengincar wisatawan mancanegara. Manajemen perusahaan itu mengaku wisatawan domestik masih mendominasi kunjungan ke GWK Cultural Park. Padahal kunjungan wisatawan asing ke Bali senantiasa meningkat saban tahun. Malah, saat ini terjadi pergesaran asal wisatawan asing. Jika sebelumnya, wisatawan Australia mendominasi turis yang datang ke Bali, 2014 lalu giliran wisatawan Asia, terutama China. "Ini market baru bagi kami," ujar Seno. Perinciannya, wisatawan asal Asia mencapai sebanyak 35%-40% dari seluruh wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Disusul wisatawan Australia 25%. Lantas, wisatawan dari Amerika Serikat dan Eropa mencapai 15%-20%, sedangkan dari Rusia sebanyak 5% serta sisanya wisatawan dari negara lain. Untuk memikat kehadiran wisatawan mancanegara, Garuda Adhimatra masih mengandalkan kekhasan budaya Bali melalui aneka pertunjukan budaya, dan tempat wisata di kompleks GWK Cultural Park. Saat ini terdapat enam tempat kunjungan yakni Wisnu Plaza, Street Theatre, Kolam Teratai, Taman Indraloka, Amphitheatre dan Tirta Agung. Target 30 vila Garuda Adimatra juga tengah melanjutkan pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana yang sempat diprotes warga sekitar. Manajemen perusahaan itu yakin, patung ikonik Pulau Dewata itu bakal memikat wisatawan. Informasi manajemen Alam Sutera dalam laporan keuangan September 2014 menyebut, pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana digarap PT Siluet Nyoman Nuarta dengan nilai kontrak Rp 170,5 miliar. Target penyelesaian pekerjaan adalah 36 bulan setelah pembayaran uang muka. Perjanjian tersebut telah diteken sejak 1 April 2013. Alam Sutera juga merogoh kocek Rp 154,22 miliar untuk membangun pedestal atawa struktur patung Garuda Wisnu Kencana. Kontrak ini diteken 25 Juni 2014 dan ditargetkan rampung 28 Maret 2017. Proyek ini dikerjakan PT Tatamulia Nusantara Indah.
Selain mengembangkan GWK Cultural Park, tahun ini Garuda Adhimatra juga menargetkan bisa menjual seluruh unit vila Acala di Bali. Totalnya ada 30 unit dengan harga Rp 6 miliar per unit. Perusahaan itu membenamkan investasi Rp 80 miliar. Sekadar catatan, Alam Sutera menargetkan pendapatan berulang atau
recurring income US$ 50 juta pada 2017. Dari target itu, perusahaan berkode saham ASRI di Bursa Efek Indonesia itu ingin GWK Cultural Park menyumbang sekitar Rp 200 miliar. Sepanjang tahun lalu, Alam Sutera mengantongi pendapatan berulang dari GWK Cultural Park sekitar Rp 100 miliar. Sementara total pendapatan berulang perusahaan itu mencapai Rp 250 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina