KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat Bank Indonesia (BI) melonggarkan giro wajib minimum (GWM) baik Rupiah dan Valas guna memacu kredit ekspor-impor tak akan disambut tergesa-gesa oleh perbankan. Sejumlah bankir mengaku, penyebaran Covid-19 (corona) sejatinya memang turut melemahkan permintaan kredit secara global. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang 2019 penyaluran kredit ekspor perbankan sejatinya juga negatif 1,87 % (yoy) dari Rp 131,58 triliun pada 2018 menjadi Rp 129,12 triliun akhir tahun lalu. Baca Juga: Bank Mandiri sebut kebijakan baru BI bisa memperkuat likuiditas di pasar
GWM melonggar, perbankan tak bergegas pacu kredit Ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat Bank Indonesia (BI) melonggarkan giro wajib minimum (GWM) baik Rupiah dan Valas guna memacu kredit ekspor-impor tak akan disambut tergesa-gesa oleh perbankan. Sejumlah bankir mengaku, penyebaran Covid-19 (corona) sejatinya memang turut melemahkan permintaan kredit secara global. Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang 2019 penyaluran kredit ekspor perbankan sejatinya juga negatif 1,87 % (yoy) dari Rp 131,58 triliun pada 2018 menjadi Rp 129,12 triliun akhir tahun lalu. Baca Juga: Bank Mandiri sebut kebijakan baru BI bisa memperkuat likuiditas di pasar