GWM melonggar, perbankan tak bergegas pacu kredit Ekspor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat Bank Indonesia (BI) melonggarkan giro wajib minimum (GWM) baik Rupiah dan Valas guna memacu kredit ekspor-impor tak akan disambut tergesa-gesa oleh perbankan. Sejumlah bankir mengaku, penyebaran Covid-19 (corona) sejatinya memang turut melemahkan permintaan kredit secara global.

Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sepanjang 2019 penyaluran kredit ekspor perbankan sejatinya juga negatif 1,87 % (yoy) dari Rp 131,58 triliun pada 2018 menjadi Rp 129,12 triliun akhir tahun lalu.

Baca Juga: Bank Mandiri sebut kebijakan baru BI bisa memperkuat likuiditas di pasar

Penurunan pertumbuhan ini pun ditambah makin buruknya kualitas kredit berorientasi, dimana pada 2019 rasio non performing loan (NPL) mencapai 1,91%, meningkat 17 bps dibandingkan akhir 2018 sebesar 1,74%.

“Penyaluran kredit harus datang dari kebutuhan pelaku usaha, tidak bisa asal didorong-dorong,” kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).

Lagi pula, bank swasta terbesar di tanah air ini sejatinya memang mulai mengurangi eksposur kredit ekspor. Tahun lalu pertumbuhan kredit ekspor BCA tercatat negatif 3,2% dengan nilai penyaluran Rp 1,9 triliun.

Editor: Yudho Winarto