JAKARTA. Pelonggaran kebijakan moneter dengan penurunan giro wajib minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 8% menjadi 7,5% oleh Bank Indonesia memberikan angin segar kepada perbankan. Beberapa bankir memprediksi selain likuiditas akan bertambah, pertumbuhan kredit dan pendapatan bunga perbankan juga akan bertambah dengan diterapkannya kebijakan ini per 1 Desember 2015 mendatang. Menurut Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo dengan adanya penurunan GWM sebesar 0,5% bisa menambah likuiditas BRI sebesar Rp 3,05 triliun. Tambahan likuiditas ini, jika disalurkan menjadi kredit berbunga tinggi seperti UMKM, bisa berpotensi menambah pendapatan bunga BRI. Sebagai gambaran, jika di tempatkan di GWM Bank Indonesia, bank hanya mendapatkan bunga 5%. Namun jika disalurkan kepada UMKM, bank bisa mendapatkan bunga sebesar 12%. Haru mengatakan jika selisih bunga sebesar 5% tersebut dikalikan dengan tambahan likuiditas sebesar Rp 3,05 triliun maka jumlah pendapatan bunga yang berpotensi didapat BRI bisa mencapai Rp 213,9 miliar.
GWM turun, likuiditas BRI bertambah Rp 3,05 T
JAKARTA. Pelonggaran kebijakan moneter dengan penurunan giro wajib minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 8% menjadi 7,5% oleh Bank Indonesia memberikan angin segar kepada perbankan. Beberapa bankir memprediksi selain likuiditas akan bertambah, pertumbuhan kredit dan pendapatan bunga perbankan juga akan bertambah dengan diterapkannya kebijakan ini per 1 Desember 2015 mendatang. Menurut Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo dengan adanya penurunan GWM sebesar 0,5% bisa menambah likuiditas BRI sebesar Rp 3,05 triliun. Tambahan likuiditas ini, jika disalurkan menjadi kredit berbunga tinggi seperti UMKM, bisa berpotensi menambah pendapatan bunga BRI. Sebagai gambaran, jika di tempatkan di GWM Bank Indonesia, bank hanya mendapatkan bunga 5%. Namun jika disalurkan kepada UMKM, bank bisa mendapatkan bunga sebesar 12%. Haru mengatakan jika selisih bunga sebesar 5% tersebut dikalikan dengan tambahan likuiditas sebesar Rp 3,05 triliun maka jumlah pendapatan bunga yang berpotensi didapat BRI bisa mencapai Rp 213,9 miliar.