JAKARTA. Rencana PT Habco Primatama mengakuisisi tambang nikel masih belum bisa terwujud tahun ini. Perusahaan ini menunda rencana tersebut, lantaran kendala harga dan pasokan nikel masih belum membaik di tahun ini. Sambil menunggu kondisi membaik, Habco kini lebih fokus ke bisnis jasa angkutan batubara. Maklum, harga batubara saat ini tengah mengalami tren kenaikan. Andrew Kam, Manajer Operasi Habco Primatama, menyebut, pihaknya sudah mengantongi satu kontrak baru di sisa tahun ini. Sedangkan, dua kontrak jsa angkutan batubara tengah dalam pembicaraan dan diharapkan sudah bisa diperoleh pada awal tahun depan.
Ia mengklaim, bisnis angkutan batubara dalam tiga bulan terakhir ini mulai membaik lantaran permintaan jasa tersebut terdongkrak. "Penyebanya adalah kenaikan harga batubara. Tetapi seberapa besar efeknya belum sempat kami hitung," katanya kepada KONTAN, Kamis (10/11). Ia menyebutkan, secara volume kontrak angkutan batubara yang didapat melonjak dari sebelumnya. Namun, tarif jasa angkutan ini, Andrew mengklaim masih memakai harga lama. Nah, menurutnya, perubahan kontrak harga jasa angkatan batubara ini baru bisa terlaksana mulai tahun depan. Makanya, Habco tidak ingin melebarkan sayap bisnis terlebih dahulu, seperti ke pertambangan dan bisnis pembangkit. "Diversifikasi masih belum terwujud," cetusnya. Saat ini, dari total kontrak angkutan yang perusahaan ini teken, sekitar 90% merupakan angkutan batubara. Sedangkan sisanya adalah angkutan mineral lainnya. Dalam satu tahun, biasanya Habco sanggup mengangkut batubara hingga satu juta ton per tahunnya. Selain batubara, perusahaan ini juga mengangkut bahan material lain seperti batu
split, alat berat, pupuk, mesin, pasir dan nikel. Selain itu, Habco juga memiiki armada khusus yang dilengkapi dengan
heater untuk jasa pengangkutan produk-produk
crude palm oil alias CPO. Habco mengoperasikan sebanyak 55
set tugboat dan tongkang berbagai jenis. Saat ini, mayoritas operasi perusahaan berada di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sesuai kontrak pengerjaan yang saat didapat. Lewat ekspansi tersebut, Andrew memproyeksikan pendapatan bisnis perusahaan ini masih akan sama dengan tahun lalu, lantaran efek kenaikan harga batubara baru terasa tahun depan. Adapun besarannya dia belum mau merinci. "Efek ke tahun ini, memang belum terasa," tuturnya.
Terkait rencana ekspansi ke tambang nikel dan pembangkit, Andrew bilang, pihaknya masih menimbang legalitas dan
review bisnis dari rencana ekspansi tesebut. Yang jelas, Habco masih menilai kedua rencana bisnis tersebut masih mempunyai prospek, tapi tidak untuk jangka pendek. Dirinya juga belum mau membuka lebih jauh mengenai rencana ekspansi tersebut, karena masih berupa wacan. "Masuk ke listrik juga kami lagi pelajari aspek hukum. Soal progres belum bisa kami
share," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia