Hacker Terbaik di Dunia Uji Coba Sistem Pemilihan Online



KONTAN.CO.ID - LAS VEGAS. Peretas dari seluruh dunia berkumpul di ruang konferensi kecil di Las Vegas pada Jumat untuk menguji keterampilan mereka terhadap platform pemungutan suara daring baru. Latihan ini dimaksudkan untuk mempelajari kerentanan digital pada sistem pemilu generasi berikutnya.

Platform yang dikenal sebagai Secure Internet Voting atau SIV yang dijalankan oleh perusahaan AS dengan nama yang sama ini memungkinkan orang untuk memilih dari ponsel atau komputer mereka. Platform ini sudah digunakan dalam program percontohan kecil di seluruh Amerika Serikat.

Namun, platform ini menghadapi rintangan yang signifikan untuk penerapan yang lebih luas. Sebab sebagian besar negara bagian tidak mengizinkan penggunaan pemungutan suara daring secara luas karena masalah keamanan. Banyak sebaliknya memilih surat suara kertas yang dapat diaudit.


Baca Juga: 2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA, Tetap Ada Uang Meski Dompet Tertinggal

Pendiri SIV David Ernst kepada Reuters di konferensi tersebut juga mengatakan jika banyak orang yang menilai pemungutan suara internet tidak aman. "Kami percaya ada alat dan teknologi modern yang memungkinkan untuk membuatnya sangat aman, dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi daripada yang dapat Anda capai saat ini dengan kertas," jelas dia. 

SIV telah digunakan di tingkat partai untuk memilih kandidat dalam pemilihan pendahuluan. Celeste Maloy dari Partai Republik terpilih sebagai kandidat kongres dalam pemungutan suara yang didukung oleh SIV pada tahun 2023. Maloy kemudian memenangkan kursi tersebut di distrik kongres ke-2 Utah pada bulan November tahun lalu.

Keamanan pemungutan suara menjadi perhatian warga Amerika, dimana beberapa orang khawatir pemilihan presiden dan kongres bulan November ini dapat menjadi sasaran serangan siber asing. Pejabat senior keamanan nasional mengatakan Rusia dan Iran telah menargetkan pemilih dengan kampanye pengaruh daring. Selama siklus pemilihan 2016 dan 2020, peretas Rusia menargetkan kantor pemilihan dan menyelidiki beberapa perusahaan mesin pemungutan suara.

Tim di balik SIV telah menawarkan hadiah uang sebesar US$ 10.000 untuk dibagikan kepada peretas mana pun yang berhasil mengidentifikasi kelemahan dalam sistem mereka. Acara tersebut berlangsung di DEF CON Hacking Conference, yang mendatangkan ribuan profesional keamanan siber ke Nevada selama satu akhir pekan dalam setahun, dan telah diselenggarakan oleh kelompok keamanan pemilihan DEF CON "Voting Village".

Pendiri Voting Village, Harri Hursti, mengatakan teknologi itu menjanjikan, tetapi kemungkinan pemungutan suara daring yang meluas mungkin memerlukan waktu puluhan tahun untuk terwujud. "Ada beberapa pendekatan matematika yang mungkin, di masa depan, memungkinkan pemungutan suara lewat internet," kata Hursti. Penemu salah satu teknologi itu mengatakan ia mungkin dapat memecahkannya, tetapi tidak dalam waktu dekat.

Baca Juga: Penduduk Indonesia 2024 282 Juta, Ini Cara & Syarat Membuat e-KTP Langsung Jadi

Editor: Avanty Nurdiana