KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) bersiap menyambut tahun 2025. Emiten manufaktur komponen otomotif afiliasi Triputra Group ini bakal memacu kinerja dengan sejumlah agenda ekspansi. Mulai dari pengoperasian pabrik baru, menyasar pasar ekspor hingga diversifikasi produk. Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso, mengungkapkan saat ini DRMA melalui anak usahanya sedang melakukan ekspansi pabrik. Ada tiga proyek pabrik yang sedang dibangun, dan diharapkan bisa rampung pada pertengahan tahun depan. Pertama, pabrik Dharma Controlcable Indonesia yang akan menunjang ekspansi bisnis, khususnya pada manufaktur battery pack. Kedua, pabrik Dharma Precision Parts, untuk menambah portofolio produk Dharma Group. Kedua pabrik ini berlokasi di kawasan Jababeka yang ditargetkan selesai pada kuartal I-2025.
DRMA Chart by TradingView Tak hanya komponen otomotif, DRMA juga bakal memacu produksi battery energy storage system. Produk ini menjadi komponen penting dalam panel surya, yang akan berkembang sejalan dengan target penambahan kapasitas Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Irianto mengatakan, DRMA pun menjajaki kerja sama dengan salah satu perusahaan besar di bidang panel surya dari China. Peluang lainnya datang dari rencana ekspor listrik tenaga surya ke negara tetangga. Pemerintah juga telah menyampaikan rencana penambahan kapasitas pembangkit EBT secara signifikan dalam Conference of the Parties (COP 29) di Azerbaijan. "Battery energy storage system adalah diversifikasi yang kami lakukan. Ke depan ini merupakan salah satu core business kami," kata Irianto. Irianto pun optimistis kinerja DRMA bisa tumbuh pada tahun 2025. Hanya saja, performa keuangan DRMA tahun depan masih akan dipengaruhi oleh pasar otomotif, khususnya penjualan kendaraan roda empat dan dua. DRMA akan mencuil peluang dari pertumbuhan penjualan kendaraan yang diproyeksikan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Irianto bilang, Gaikindo memberikan gambaran pertumbuhan penjualan mobil tahun depan berkisar di level 5%-10%, dan sekitar 3%-5% untuk motor. "Kami masih yakin, tahun depan pendapatan dan laba bisa tetap tumbuh," imbuh Irianto. Sedangkan untuk tahun ini, DRMA mengejar stabilitas kinerja di tengah penurunan pada tingkat penjualan mobil di dalam negeri. "Pendapatan paling tidak mirip-mirip dengan tahun lalu. Laba bersih pada tahun ini kami targetkan minimal sama, tapi kami berharap bisa lebih di akhir tahun," tandas Irianto. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Putri Werdiningsih