KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kosmetik, PT Mandom Indonesia Tbk (
TCID) mengatakan jika tahun depan pihaknya melihat resiko dari luar negeri terkait ekspor- impor sebagai sebuah ancaman bisnis. Alia Dewi,
Corporate Secretary Mandom Indonesia menjelaskan hal ini bisa berupa penurunan ekspor atau impor bahan baku yang terhambat dari negara-negara penyuplai yang terdampak resesi. "Resiko dari luar negeri biasanya terkait ekspor dan impor. Mungkin permintaan ekspor menurun atau impor bahan baku bisa terhambat dari negara-negara supplier yang terdampak resesi. Kami berupaya untuk memastikan
supply chain tetap lancar," ujarnya kepada Kontan, Senin (21/11).
Baca Juga: Kinerja Mandom Indonesia (TCID) Membaik pada Semester I, Ini Pendorongnya Ia mengatakan selama gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai sektor industri, pihaknya tidak mengalami hal yang sama. Alia mengatakan, selama pandemi, TCID tidak lakukan PHK. Jumlah karyawan Mandom Indonesia berada dalam level yang cukup. "Kami berupaya menghindari adanya PHK," sambungnya. Pada semester I 2022, penjualan bersih TCID tercatat tumbuh 8,87% menjadi Rp 925,41 miliar. Adapun, pada semester I tahun 2021 penjualan bersih TCID hanya mencapai Rp 849 miliar. Penjualan bersih TCID selama Januari-Juni 2022 masih ditopang oleh penjualan lokal yang berkontribusi sebesar Rp 609,22 miliar. Jumlah ini meningkat 5,88% dari sebelumnya Rp 575,35 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk penjualan ekspor angkanya mencapai Rp 316,19 miliar atau meningkat 15,12% dari semester I-2021 yang sebesar Rp 274,64 miliar. Tumbuhnya penjualan ikut mendorong peningkatan beban pokok penjualan TCID sebesar 5,17%, dari semula Rp 705,90 miliar menjadi Rp 742,46 miliar. Peningkatan dari sisi
top line juga berhasil membuat laba bruto TCID bertumbuh hingga 26,97%. Per Juni 2022 laba bruto TCID mencapai Rp 182,95 miliar, dari sebelumnya Rp 144,08 miliar pada Juni tahun 2021.
Lebih lanjut, TCID tidak menyebutkan besaran serapan capex hingga kini. Pihaknya menuturkan bahwa besaran capex adalah sekitar Rp 30 miliar. Utamanya dana capex tersebut digunakan untuk peremajaan mesin. "Untuk gambaran dan proyeksi bisnis tahun depan belum bisa kami sampaikan. Sedangkan untuk target tahun ini, masih ada waktu hingga akhir tahun dan kami berharap bisa mencapai target," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .