KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto mengalami fase yang sulit ketika terjadi penurunan nilai Bitcoin dan banyak altcoin terkemuka. Bahkan, kini harga Bitcoin telah turun 60,11% dari harga pada akhir tahun 2021 yang sebesar US$ 46.305,45 menjadi sekitar US$ 18.777,78 pada hari ini, Minggu (19/6) pukul 08.30 WIB. Bahkan, Bitcoin sempat menyentuh level US$ 17.721,69 per BTC, atau yang terendah sejak November 2011 silam. Aset kripto lainnya pun juga mengalami nasib yang sama, dengan Ethereum turun lebih dari 70%, BNB turun 65%, dan SOL dan ADA keduanya turun hingga 80%. Sementara itu, nilai kapitalisasi market kripto kini hanya sebesar US$ 840 miliar. Padahal, pada akhir tahun lalu, kapitalisasinya masih sebesar US$ 2,19 triliun.
Trader Tokocryto Afid Sugiono mengungkapkan, naiknya suku bunga akan mengurangi minat investor untuk menyimpan hartanya di aset berisiko seperti aset kripto. Terlebih, saat ini investor tengah khawatir The Fed akan terus mengerek suku bunga acuannya dan membawa ekonomi AS ke resesi. Sehingga, para investor memilih menjauh dari aset kripto.
Baca Juga: Duh, Investor Miliarder Ini Tak Terkejut jika Harga Bitcoin Jatuh ke US$ 10.000 Dengan kondisi tersebut, investor ritel maupun institusional cenderung akan memilih institusi keuangan tradisional atau perbankan untuk menyimpan asetnya. Hal tersebut jelas akan berdampak pada kondisi pasar kripto yang bakal kehilangan volume perdagangan dalam beberapa waktu ke depan. Menurutnya, secara pergerakan pasar pun, tidak ada satupun tanda yang memberi sinyal
bullish, baik dari sisi analisis teknikal maupun sentimen lainnya. Sejauh ini, hanya kelonggaran kebijakan moneter The Fed yang memungkinkan beberapa likuiditas mengalir ke pasar keuangan, sehingga memicu reli kripto berikutnya. “Jika bear market masih terus berlanjut harga Bitcoin bisa turun dan mencoba untuk melanjutkan tren turun level support berikutnya di US$ 17.500 dan kemudian US$ 16.000,” kata Afid ke Kontan.co.id. Sementara itu, VP Marketing Tokocrypto, Adytia Raflein, mengatakan industri aset kripto global kini memasuki kontraksi yang mereka labeli dengan istilah crypto winter. Kekacauan makroekonomi dan geopolitik saat ini sebagai katalis untuk masalah tersebut. “Sentimen pasar kripto global kini memasuki masa yang tertekan ditandai dengan ketakutan yang ekstrem, dan gejolak ekonomi global baru-baru ini menambah perubahan secara menyeluruh di industri. Investor harus melakukan penyesuaian dengan kondisi market untuk tetap mendapatkan profit dalam jangka pendek maupun panjang,” kata Adytia. Menurut Adytia, hal yang paling penting untuk dipahami adalah bahwa apa yang disebut “crypto winter” bukanlah akhir dari segalanya. Kabar baiknya adalah, setidaknya secara historis, musim dingin kripto selalu diikuti oleh kenaikan kuat yang membuat Bitcoin dan berbagai proyek altcoin mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa. Ia menyebut, ketika bear market, pergerakan aset kripto cenderung sulit diprediksi. Banyak investor setuju bahwa jalan terbaik ke depan adalah dengan mengadopsi strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan Buy The Dip di mana membeli sejumlah aset kripto di saat pasar mengalami koreksi
bearish yang signifikan. “Strategi ini dapat menjadi peluang yang menguntungkan, ketika market kembali bull run. Sampai saat ini, DCA telah terbukti bisa meningkatkan nilai investasi dalam perdagangan kripto, jika melihat historis sacara market bearish beberapa waktu lalu,” imbuhnya.
Baca Juga: Aset Kripto Terkena Bull Trap di Tengah Kenaikan Suku Bunga AS Lebih lanjut, strategi short selling saat harga aset kripto turun bisa diterapkan. Short positioning ini akan menguntungkan saat nilai aset tertentu mengalami penurunan. Namun, perlu diingat pelajari dahulu teknis short selling, karena dibutuhkan prediksi yang tepat atas pergerakan harga kripto. Saat bear market dan aktivitas transaksi menurun, investor bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan riset. Pelajari kembali berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di market atau mencari lebih banyak strategi investasi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang. “Jadi, pastikan investor lakukan analisis mengapa harga turun, dan gali lebih dalam alasannya. Dan tidak lupa untuk melakukan diversifikasi investasi di berbagai aset kripto, jangan fokus pada jenis-jenis kripto tertentu saja,” pungkas Adytia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi