Hadapi Disrupsi, BRI Siapkan Tiga Strategi Dalam Transformasi Digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Disrupsi digital kini menjadi salah satu tantangan utama di dunia perbankan pada era modern. Oleh karenanya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melihat perlu adanya strategi khusus untuk kondisi tersebut.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengatakan bahwa pihaknya memiliki rencana matang dengan 3 fokus utama untuk melakukan transformasi digital yang tertuang dalam BRIVolution 2.0.

Pertama, BRI terus berupaya meningkatkan resiliensi. Arga mencontohkan saat dunia diterpa pandemi Covid-19 mengakibatkan disrupsi yang sangat luas secara tiba-tiba. Alhasil, digitalisasi dipacu sedemikian cepat di berbagai bidang tak terkecuali perbankan.


Kedua, BRI ingin fokus kepada open banking yang dinilai menjadi salah satu terobosan baru di bidang perbankan. Pihak bank membuka jalan untuk membangun kerja sama dengan pihak ketiga. Khususnya untuk berbagai jenis aplikasi digital.

Baca Juga: Perkuat Modal Lewat Private Placement, Simak Rencana Bank Mayapada Tahun Ini

Arga mencontohkan, di BRI telah tersedia layanan BRIAPI yang mana keterhubungan pihak ketiga dengan nasabah BRI bisa dilakukan menggunakan teknologi Application Programming Interface (API) yang mengintegrasikan data perbankan dengan data yang ada di aplikasi.

Ia mencatat BRIAPI saat ini sudah memiliki 766 partner per kuartal I/2023. Pada periode tersebut, kerja sama di BRIAPI menghasilkan fee-based income (FBI) hingga Rp26 miliar atau naik 73,2% secara tahunan. 

Sementara itu, jumlah transaksinya mencapai 117,5 juta, naik sekitar 22,4% secara tahunan. Adapun sales volume mencapai Rp111,4 triliun atau naik 18,2% secara tahunan.

“Karena kami yakin kekuatan kami hanya sampai titik tertentu dan beyond harus ada partnership,” ujar Arga dalam keterangan resminya, Jumat (30/6).

Baca Juga: Jaga Kinerja, Bank-Bank Kecil Genjot Dana Murah

Ketiga, Arga menyebut penguatan artificial intelligence dan juga machine learning. Dengan demikian BRI mampu mengelola data nasabah yang begitu besar untuk memberikan manfaat dan value. 

“Tidak untuk dijual, tapi kami coba value-nya kami extract dan infuse kembali hasilnya kepada produk-produk kami,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi