Pada akhirnya, pemerintah harus memilih satu di antara dua pilihan yang dilematis. Tetap mempertahankan beleid harga bahan bakar minyak (BBM) Premium, atau menaikkan harga sumber energi itu agar sesuai harga pasar. Masing-masing pilihan membawa konsekuensi pelik. Di tahun politik, mempertahankan harga BBM memang kebijakan populis. Konsumen BBM senang. Citra pemerintah yang pro-rakyat juga terjaga. Namun risikonya, rapor keuangan negara makin babak belur. Apalagi saat harga minyak bumi meningkat dan dollar menguat seperti saat ini. Keuangan Pertamina dan PLN juga berdarah-darah karena harus menjadi bumper citra pemerintah. Kedua BUMN itu sulit mengembangkan bisnis, alih-alih menggelar ekspansi usaha.
Hadapi dua pilihan
Pada akhirnya, pemerintah harus memilih satu di antara dua pilihan yang dilematis. Tetap mempertahankan beleid harga bahan bakar minyak (BBM) Premium, atau menaikkan harga sumber energi itu agar sesuai harga pasar. Masing-masing pilihan membawa konsekuensi pelik. Di tahun politik, mempertahankan harga BBM memang kebijakan populis. Konsumen BBM senang. Citra pemerintah yang pro-rakyat juga terjaga. Namun risikonya, rapor keuangan negara makin babak belur. Apalagi saat harga minyak bumi meningkat dan dollar menguat seperti saat ini. Keuangan Pertamina dan PLN juga berdarah-darah karena harus menjadi bumper citra pemerintah. Kedua BUMN itu sulit mengembangkan bisnis, alih-alih menggelar ekspansi usaha.