Hadapi El Nino, Menteri PUPR: Cadangan Air Masih 2,9 Miliar Meter Kubik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk menghadapi El Nino Indonesia masih memiliki cadangan air hingga 2,9 miliar meter kubik untuk mengaliri irigasi pertanian. 

Menurutnya, 770.000 hektare lahan pertanian juga masih bisa dialiri oleh bendungan di sekitarnya. 

"Penyediaan air masih ada air 2,9 miliar meter kubik untuk 81% irigasi. 770.000 hektare masih bisa dialiri bendungan. Biasanya yang kering yang di perkotaan, yang irigasi masih aman," kata Basuki di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/10).


Adapun sumber cadangan air tersebut berasal dari 3.464 embung di daerah sekitar irigasi, 332 setu, 8.213 sumur. Basuki menegaskan untuk kebutuhan irigasi dipastikan aman. 

Baca Juga: Berikut Risiko yang Berpotensi Melecut Inflasi Indonesia ke Depan

Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kondisi kekeringan terdeteksi berada di daerah selatan khatulistiwa. 

Demikian juga untuk lahan pertanian yang dilanda kekeringan, ia memastikan kondisinya masih aman.

Hal tersebut lantaran hujan diperkirakan akan mulai datang pada November 2023.

"Aman, karena nanti November itu akan ada hujan," imbuhnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa puncak El Nino masih akan bertahan hingga akhir Oktober. Adapun pada November diperkirakan akan mulai terjadi transisi dari kemarau ke musim hujan. 

Menurutnya, El Nino diprediksi moderat hingga akhir tahun, melemah di Februari-Maret, dan berakhir di bulan Maret.

Baca Juga: Berikut Risiko yang Berpotensi Melecut Inflasi Indonesia ke Depan

"Namun, alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk ini mulai November, jadi kita akan insyaallah mulai turun hujan di bulan November," kata Dwikorita.

Ia menjelaskan, pada November diperkirakan pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan. Sehingga diharapkan kemarau kering bisa berakhir secara bertahap.

"Ada yang sebelum November (berakhir) tapi sebagian besar mulai November, ada yang lebih mundur lagi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi