JAKARTA. Pemerintah telah mempersiapkan beberapa program antisipasi fenomena kekeringan (el nino). Diperkirakan, el nino akan dirasakan mulai awal 2010, yaitu pada bulan Januari sampai Maret 2010. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan, pemerintah sudah mempersiapkan berbagai antisipasi atas gejala alam tersebut. "Ada dua ancaman yang harus diwaspadai, yaitu ketersediaan air dan implikasinya terhadap stok bahan pangan," kata Bayu di Jakarta. Bayu menjelaskan, selama sepuluh tahun terakhir, pengalaman el nino yang paling berat adalah pada 1997-1998. Saat itu, harus dilakukan impor beras yang mencapai 4,5 juta ton karena kekeringan yang begitu parah. Untuk mengantisipasi dampak el nino, pemerintah telah mempersiapkan empat program yaitu memastikan stok beras memadai agar stabilitas harga terjaga, melanjutkan program beras miskin, pemberian bantuan langsung kepada petani dan mempersiapkan dana siaga untuk pangan. "Dana siaga masih harus dibahas bersama DPR. Besarannya mungkin berada di kisaran Rp 2-3 triliun rupiah," kata Bayu. Dana ini bisa digunakan untuk membeli pompa, mengganti lahan yang mengalami gagal panen atau stabilisasi harga di tingkat konsumen. Bayu menambahkan pada 2010, raskin akan dilanjutkan selama 12 bulan untuk 7,5 juta rumah tangga sasaran. Sampai akhir tahun ini, pemerintah memperkirakan stok beras nasional sebanyak 1,6-1,7 juta ton. Jumlah itu cukup untuk pengadaan raskin (beras untuk masyarakat miskin) selama lebih dari empat bulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hadapi El Nino, Pemerintah Siapkan Dana Siaga
JAKARTA. Pemerintah telah mempersiapkan beberapa program antisipasi fenomena kekeringan (el nino). Diperkirakan, el nino akan dirasakan mulai awal 2010, yaitu pada bulan Januari sampai Maret 2010. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan, pemerintah sudah mempersiapkan berbagai antisipasi atas gejala alam tersebut. "Ada dua ancaman yang harus diwaspadai, yaitu ketersediaan air dan implikasinya terhadap stok bahan pangan," kata Bayu di Jakarta. Bayu menjelaskan, selama sepuluh tahun terakhir, pengalaman el nino yang paling berat adalah pada 1997-1998. Saat itu, harus dilakukan impor beras yang mencapai 4,5 juta ton karena kekeringan yang begitu parah. Untuk mengantisipasi dampak el nino, pemerintah telah mempersiapkan empat program yaitu memastikan stok beras memadai agar stabilitas harga terjaga, melanjutkan program beras miskin, pemberian bantuan langsung kepada petani dan mempersiapkan dana siaga untuk pangan. "Dana siaga masih harus dibahas bersama DPR. Besarannya mungkin berada di kisaran Rp 2-3 triliun rupiah," kata Bayu. Dana ini bisa digunakan untuk membeli pompa, mengganti lahan yang mengalami gagal panen atau stabilisasi harga di tingkat konsumen. Bayu menambahkan pada 2010, raskin akan dilanjutkan selama 12 bulan untuk 7,5 juta rumah tangga sasaran. Sampai akhir tahun ini, pemerintah memperkirakan stok beras nasional sebanyak 1,6-1,7 juta ton. Jumlah itu cukup untuk pengadaan raskin (beras untuk masyarakat miskin) selama lebih dari empat bulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News