Hadapi inflasi, BI bertekad pertahankan suku bunga



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus berupaya mengendalikan laju tekanan inflasi ke depan tanpa harus menaikkan tingkat suku bunga acuan alias BI rate. Otoritas moneter akan berupaya untuk memanfaatkan instrumen lain di luar BI rate untuk menahan tekanan inflasi.Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Darmin Nasution ketika mengikuti rapat kerja bersama pemerintah dan DPR di Komisi XI DPR, Senin (20/9) malam. Darmin menjelaskan, saat ini tekanan inflasi terus menguat maka tekanan pasar terhadap BI untuk menaikkan suku bunga acuan turut semakin mengencang. "Namun, BI sudah jelas menyampaikan sejauh kami bisa menggunakan instrumen lain maka tidak akan mengubah BI rate," paparnya. Konkretnya, untuk menghadapi tekanan inflasi yang semakin kuat sejak Juli lalu, di awal September ini bank sentral memilih tetap tidak memekarkan BI rate namun menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) bank dari 5% menjadi 8%. Darmin menegaskan, BI akan berusaha keras agar level bunga acuan di angka 6,5% bisa bertahan lama. "Kalau diturunkan itu susah, namun kami berani berjuang untuk (mempertahankan) itu. Maka itu, dalam asumsi RAPBN 2011, bunga SBI 3 bulan itu dipatok 6,5%," jelasnya. Asal tahu saja, level bunga acuan di angka 6,5% sudah bertahan sejak tahun lalu. Banyak pengamat memprediksi , BI rate baru akan dikerek naik di akhir tahun nanti mengingat tekanan inflasi diperkirakan akan kian tinggi. Darmin sendiri sebelumnya juga pernah mengisyaratkan hal yang sama. "Kalau kami melihat sebelumnya, inflasi di Oktober dan November itu biasanya menurun tapi tidak terlalu tinggi dan Desember sebenarnya bisa naik lagi," ujar Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can