KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten rumahsakit, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) masih belum menentukan strategi bisnis khusus dalam menyambut kenaikan iuran BPJS awal 2020 mendatang. Namun demikian, SILO menyampaikan pihaknya telah mengantongi dua lisensi BPJS baru untuk runahsakit Siloam Jogjakarta dan RSU Syubbanul Wathon, untuk terus memperluas penyediaan layanan kesehatan pasien BPJS. Baca Juga: Siloam (SILO) Siapkan Rp 100 Miliar untuk Buyback Saham "Iuran BPJS adalah keputusan untuk pemerintah dan merupakan persoalan antara pemerintah dan masyarakatnya. Siloam akan terus melayani pasien BPJS seperti yang telah kami lakukan selama bertahun-tahun. Kami bangga dengan peran yang dimainkan Siloam dan pemerintah dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia," ungkap Head Of Public Relations & Media Relations SILO, Jimmy Rambing, kepada Kontan, Jumat (8/11). Sampai kuartal III 2019, sektor BPJS telah berkontribusi sebesar 20%-30% pada total pendapatan perseroan. Bila dibandingkan dengan paruh pertama 2019 lalu, perolehannya sudah terangkat 7%. Sementara itu, sisa pendapatan didapat dari sektor pribadi umum dan asuransi. Menilik laporan keuangan kuartal III 2019, SILO menikmati peningkatan laba mencapai 759,56% atau setara Rp42,901 miliar dari Rp4,39 miliar. Senada, pendapatan juga terkerek 18,67% di nilai Rp5,21 triliun dari Rp4,39 triliun pada periode yang sama tahun lalu. "Sepanjang tahun ini, sekitar 6% dari total pendapatan kami akan digunakan untuk capex. Capex akan digunakan untuk pemeliharaan rumah sakit dan peralatan kami yang ada dan untuk memperluas jaringan rumah sakit kami serta mendapatkan peralatan baru," lanjut Jimmy tanpa menyebut nilai dan detail penggunaan. Baca Juga: Rasio utang rendah, John Riady: Lippo Karawaci (LPKR) siap kebut rencana bisnis Jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas SILO meningkat pula dibandingkan dengan perolehan akhir 2018. Jumlah aset meningkat 4,03% di angka Rp8,00 triliun dari Rp7,69 triliun pada 2018. Lalu, jumlah liabilitas naik 17,5% sebesar Rp1,61 triliun dari Rp1,37 triliun dan jumlah ekuitas berada di angka Rp6,38 triliun atau meningkat 1,10% dari Rp6,31 triliun dari tahun lalu.
Hadapi kenaikan iuran BPJS, Siloam International (SILO) tambah dua lisensi BPJS
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten rumahsakit, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) masih belum menentukan strategi bisnis khusus dalam menyambut kenaikan iuran BPJS awal 2020 mendatang. Namun demikian, SILO menyampaikan pihaknya telah mengantongi dua lisensi BPJS baru untuk runahsakit Siloam Jogjakarta dan RSU Syubbanul Wathon, untuk terus memperluas penyediaan layanan kesehatan pasien BPJS. Baca Juga: Siloam (SILO) Siapkan Rp 100 Miliar untuk Buyback Saham "Iuran BPJS adalah keputusan untuk pemerintah dan merupakan persoalan antara pemerintah dan masyarakatnya. Siloam akan terus melayani pasien BPJS seperti yang telah kami lakukan selama bertahun-tahun. Kami bangga dengan peran yang dimainkan Siloam dan pemerintah dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia," ungkap Head Of Public Relations & Media Relations SILO, Jimmy Rambing, kepada Kontan, Jumat (8/11). Sampai kuartal III 2019, sektor BPJS telah berkontribusi sebesar 20%-30% pada total pendapatan perseroan. Bila dibandingkan dengan paruh pertama 2019 lalu, perolehannya sudah terangkat 7%. Sementara itu, sisa pendapatan didapat dari sektor pribadi umum dan asuransi. Menilik laporan keuangan kuartal III 2019, SILO menikmati peningkatan laba mencapai 759,56% atau setara Rp42,901 miliar dari Rp4,39 miliar. Senada, pendapatan juga terkerek 18,67% di nilai Rp5,21 triliun dari Rp4,39 triliun pada periode yang sama tahun lalu. "Sepanjang tahun ini, sekitar 6% dari total pendapatan kami akan digunakan untuk capex. Capex akan digunakan untuk pemeliharaan rumah sakit dan peralatan kami yang ada dan untuk memperluas jaringan rumah sakit kami serta mendapatkan peralatan baru," lanjut Jimmy tanpa menyebut nilai dan detail penggunaan. Baca Juga: Rasio utang rendah, John Riady: Lippo Karawaci (LPKR) siap kebut rencana bisnis Jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas SILO meningkat pula dibandingkan dengan perolehan akhir 2018. Jumlah aset meningkat 4,03% di angka Rp8,00 triliun dari Rp7,69 triliun pada 2018. Lalu, jumlah liabilitas naik 17,5% sebesar Rp1,61 triliun dari Rp1,37 triliun dan jumlah ekuitas berada di angka Rp6,38 triliun atau meningkat 1,10% dari Rp6,31 triliun dari tahun lalu.