Hadapi Kenaikan Material dan Suku Bunga, Cermati Rekomendasi Saham PTPP



KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Kinerja PT PP Tbk (PTPP) bangkit di kuartal I 2022. Di periode tersebut, PTPP membukukan pendapatan usaha Rp 4,28 triliun atau tumbuh 50,79% secara tahunan (yoy). Namun, masih tantangan yang cukup berat bagi emiten sektor konstruksi di tahun ini.

Kenaikan pendapatan PTPP ditopang semua sektor bisnis PTPP. Seperti pendaatan sektor konstruksi yang tumbuh sebesar 36%, EPC tumbuh 26%, dan pendapatan sektor properti tumbuh 37%.

Analis RHB Sekuritas Ryan Santosa mengatakan, pendapatan PTPP di kuartal I-2022 tumbuh 50,79% karena kasus Covid-19 mulai menurun dan pembatasan aktivitas dilonggarkan.


"Namun, margin cenderung menyempit, dipengaruhi biaya material yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga dan kenaikan PPN menjadi 11%," ucap Ryan.

Baca Juga: PTPP Pastikan Ikut Serta Tender Proyek Infrastruktur di IKN Nusantara

Sementara, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael dalam risetnya 17 Mei 2022 menyebutkan, laba bersih PTPP di kuartal I 2022 berada di bawah ekspetasi dan konsensus.

"Laba bersih PTPP kuartal I-2022 sebesar Rp 28 miliar atau turun 26,4% secara tahunan dan berada di bawah ekspetasi dan konsensus," ucap Joshua.

Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy Setiawan dalam risetnya 30 Mei 2022 mengatakan, untuk emiten sektor konstruksi, realisasi kontrak baru rata-rata tumbuh 163,39% secara tahunan di kuartal I-2022.

"WIKA memimpin kontrak baru tertinggi dengan nilai mencapai Rp 9,56 triliun, diikuti oleh WSKT sebesar Rp 5,68 triliun, ADHI senilai Rp 3,9 triliun, dan PTPP sebanyak Rp 3,08 triliun," kata Rudy.

Rudy mengatakan, pertumbuhan kontrak baru emiten konstruksi yang lebih tinggi di kuartal I-2022 karena kontrak sebagian besar merupakan kontrak tertunda dan diteruskan dari tahun 2021.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, kenaikan harga bahan baku dan pelemahan rupiah akan menghambat kinerja PTPP.

"Tentunya hal ini akan memperberat kinerja PTPP dan bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan harga saham PTPP," kata William kepada Kontan.co.id, Kamis (7/7).

Rudy juga menyebut sektor konstruksi akan menghadapi tantangan berupa kenaikan suku bunga dan ketidakpastian ekonomi.

"Risk-reward untuk sektor konstruksi masih cukup tinggi. Namun, sentimen Ibu Kota Negara (IKN) bisa menjadi turn around di masa depan," kata Rudy.

Rudy merekomendasikan hold saham PTPP dengan target harga Rp 1.100 per saham. Sementara, William merekomendasikan buy on weakness saham PTPP dengan target harga di Rp 1.400-Rp 1.500 per saham.

Adapun Joshua mempertahankan rekomendasi beli saham PTPP dengan target harga Rp 1.450. Pun Ryan merekomendasikan buy saham PTPP dengan target harga Rp 1.170 per saham.

Baca Juga: Masuk Kuartal III-2022, Berikut Sektor dan Saham yang Menarik Dilirik

 
PTPP Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat