KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bila Indonesia terseret langsung dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) maka komoditas ekspor bisa terancam. Oleh karena itu, negosiasi antar pemerintah sangat diperlukan. Namun perlu diingat pelaku pasar sebaiknya tidak segera bereaksi terhadap segala potensi negatif. Mengutip pemberitaan sebelumnya, pihak Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan tengah menyusun simulasi memperhitungkan bila AS menerapkan bea masuk (BM) sebesar 25% maka Indonesia akan menerapkan BM 10% pada produk asal AS. Adapun sejumlah produk strategis Indonesia yang berpotensi terdampak bila benar terjadi pengenaan BM ini adalah crude palm oil (CPO), karet, minyak dari batubara, kerjainan dan perhiasan. Termasuk juga produk perikanan berupa udang, tekstil dan kain. Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan menegaskan simulasi tersebut hanya perhitungan semata bila keadaan perdagangan menjadi genting.
Hadapi ketegangan dagang, AS dan Indonesia perlu moderasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bila Indonesia terseret langsung dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) maka komoditas ekspor bisa terancam. Oleh karena itu, negosiasi antar pemerintah sangat diperlukan. Namun perlu diingat pelaku pasar sebaiknya tidak segera bereaksi terhadap segala potensi negatif. Mengutip pemberitaan sebelumnya, pihak Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan tengah menyusun simulasi memperhitungkan bila AS menerapkan bea masuk (BM) sebesar 25% maka Indonesia akan menerapkan BM 10% pada produk asal AS. Adapun sejumlah produk strategis Indonesia yang berpotensi terdampak bila benar terjadi pengenaan BM ini adalah crude palm oil (CPO), karet, minyak dari batubara, kerjainan dan perhiasan. Termasuk juga produk perikanan berupa udang, tekstil dan kain. Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan menegaskan simulasi tersebut hanya perhitungan semata bila keadaan perdagangan menjadi genting.