Hadapi Krisis, Maskapai Penerbangan Kencangkan Ikat Pinggang



JAKARTA. Perusahaan maskapai penerbangan di tanah air sibuk berstrategi untuk menekan biaya operasional agar tidak merugi lantaran terimbas krisis finansial dan rupiah yang tak perkasa. PT Garuda Indonesia mengaku akan memangkas volume penggunaan bahan bakarnya sebesar 3% pada tahun 2009. Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Ari Sapari bilang, meski hanya tiga persen namun jumlah penghematan sangat signifikan bagi perseroan. Pasalnya, kebutuhan avtur Garuda tahun depan mencapai 900 juta liter. Dengan begitu, avtur yang akan digunakan hanya sebanyak 873 juta liter, atau berhemat 27 juta liter avtur.Ari menjelaskan, penghematan bahan bakar ini bisa dilakukan dengan efisiensi teknis penerbangan seperti pemilihan ketinggian penerbangan dan pemilihan rute terbang. Selain itu Garuda juga akan meningkatkan kedisiplinan penumpang. "Tapi efisiensi ini tidak sampai mengurangi pelayanan dan keselamatan," kata Ari di Jakarta, kemarin (26/11).Vice President Operation Development & Support PT Garuda Indonesia Dibyo Dwiatmojo menambahkan, kebutuhan avtur tahun mendatang memang lebih besar ketimbang kebutuhan avtur tahun ini yang hanya mencapai 800 juta liter. "Karena tahun depan ada penambahan pesawat sebanyak 10 armada," ujarnya.Berbeda dengan Garuda, maskapai Lion Air justru tidak melakukan efisiensi secara khusus. "Sebelum krisis pun kami selalu melakukan efisiensi. Kini kami lebih berhati-hati menggunakan dana valas," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait kepada KONTAN, Rabu (26/11).Edward bilang, efisiensi tidak mungkin dilakukan di sektor perawatan. Yang paling mungkin dilakukan, katanya, yakni mengurangi biaya yang tidak ada kaitannya dengan pesawat. Misalnya, Lion Air akan menunda belanja software komputer yang berstandar internasional hingga kondisi pasar ekonomi dirasa cukup stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: