Hadapi Krisis Pangan, Indonesia Perlu Rencana Stok Pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis pangan global mengancam. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia perlu rencana stok pangan dalam menghadapi situasi yang sulit.

"Kita tidak ada rencana pangan, yang kita punya hanya beras dan keadaannya juga seperti ini, padahal kita punya 200 juta lebih penduduk," kata Mendag dalam diskusi daring, Selasa (27/12).

Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, menyebutkan, idealnya setiap negara memiliki rencana stok pangan 1 - 2 bulan ke depan. Terlebih bagi negara yang berpenduduk besar.


Menurutnya, saat ini banyak komoditas pangan Indonesia yang sering mengalami fluktuasi harga lantaran kita belum memiliki rencana stok pangan yang baik.

Baca Juga: Harga Beras Tetap Tinggi, Mendag: Bulog Masih Ragu Salurkan Semua Beras Impor

Sebagai contoh yang sering terjadi di komoditas pangan telur, cabai dan ayam yang harganya kerap naik turun berdasarkan stok dan permintaan dari konsumen.

"Potong ayam hari ini, kalau pagi harganya bagus. Jam 9 turun, tambah siang tambah turun. Makanya kalau tidak laku ayamnya busuk. Besok menyembelih lagi. Kalau panen cabai, jual hari ini, tidak laku besok, busuk. Jadi kita ini tidak punya rencana stok pangan,” tambah Zulhas.

Untuk itu, menurutnya, rencana pangan sangat penting untuk memberikan kepastian terkait stok pangan bagi masyarakat.

Ia juga mengatakan, saat ini pemerintah melalui Badan Pangan Nasional tengah mencoba memperbaiki tata kelola rencana stok pangan dalam negeri. Bahkan Indonesia nantinya akan memiliki gudang pendingin (cold storage) yang besar untuk menyimpan cadangan pangan.

"Ini bertahap kita benahi. Kita berusaha agar punya stok pangan, punya cold storage yang besar," terang Mendag.

Baca Juga: Mendag Zulhas Akui Sempat Tolak Usulan Impor Beras karena Data Produksi Beras Surplus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat