Hadapi lonjakan kasus Covid-19, Pemprov DKI Jakarta usulkan penambahan tracer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, selain penambahan kapasitas Bed Occupancy Rate (BOR), Pemprov DKI Jakarta juga tengah mengusulkan untuk menambah tracer kepada pemerintah pusat, untuk menghadapi kenaikan kasus Covid-19 pasca lebaran.

Tracer atau petugas yang akan melakukan pelacakan inilah yang nantinya memegang peran penting untuk melakukan deteksi dini. Sehingga, pengendalian dapat dilakukan dengan baik.

Lonjakan kasus aktif mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa pekan terakhir, membuat seluruh pihak harus ekstra waspada mencegah Ibu Kota masuk ke fase genting pasca libur lebaran. 


Maka, perlu intervensi seluruh pihak, sekaligus pihak Pemprov DKI Jakarta melalui Kepgub No. 759 Tahun 2021 dan Ingub No. 39 Tahun 2021 dengan kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga 28 Juni 2021.

Baca Juga: Kasus Covid-19 melonjak, pemerintah minta masyarakat perketat protokol kesehatan

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, kondisi pandemi di Ibu Kota menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, karena peningkatan terjadi terus-menerus dan signifikan, terutama pasca libur lebaran. Pada tanggal 31 Mei 2021 saja atau tepatnya saat perpanjangan PPKM Mikro sebelumnya, kasus aktif di Jakarta sudah menunjukkan angka 10.658 dengan positivity rate 7,6% dari hasil tes PCR.

“Selama dua minggu ini, kenaikannya konstan dan cenderung mengalami lonjakan hingga per 14 Juni 2021 kasus aktif di Jakarta mencapai angka 19.096 atau naik 9.000-an kasus. Bahkan, beberapa hari ini pertambahan kasusnya mencapai 2.000, 2.300, 2.400, dan 2.700 dengan kenaikan positivity rate yang juga signifikan di angka 17,9%,” ungkap Widyastuti dalam siaran pers yang dikutip dari website resmi ppid.jakarta.go.id Rabu (16/6).

Selain itu, adanya varian baru mutasi virus Sars-Cov-2, perlu menjadi perhatian, dimana transmisi virus ini sudah terdeteksi di Jakarta. 

Widyastuti menambahkan, ada beberapa varian yang harus diwaspadai, terutama varian Delta B1617.2 yang sudah bertransmisi di Jakarta.

“Varian baru ini cukup merepotkan karena mereka memiliki kemampuan tersendiri untuk menginfeksi kita, seperti kita ambil contoh varian Delta B1617.2 yang amat mudah menyebar dan varian Beta B1351 yang amat mudah membuat gejala menjadi berat atau lebih mematikan. Meskipun menurut penelitian terakhir, seluruh varian masih dapat diantisipasi dengan vaksin, tetapi ini benar-benar harus kita waspadai bersama,” ujarnya.

Seluruh jajaran Pemprov DKI kini tengah bekerja menyiapkan antisipasi jangka pendek terlebih dahulu dengan menambah semaksimal mungkin kapasitas keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR).

Editor: Herlina Kartika Dewi