JAKARTA. Pasar bebas di kawasan Asia Tenggara atau dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai akhir 2015, mengundang banyak perusahaan di kawasan ini melancarkan aksi merger dan akuisisi (M&A). Perusahaan-perusahaan tersebut terus mempersiapkan diri agar kelak bisa tetap bersaing menandingi para kompetitor di wilayah Asia Tenggara. Merujuk pada data Thomson Reuters, seperti diwartakan www.asia.nikkei.com, Senin (2/2), pada tahun 2014, nilai aksi merger dan akuisisi di Asean tumbuh sekitar 12% menjadi US$ 68,4 miliar dari tahun sebelumnya. Ini mengalahkan nilai transaksi dari aksi korporasi perusahaan-perusahaan di Negeri Sakura Jepang, yang berjumlah US$ 64,7 miliar. Sebagian transaksi bernilai jumbo dilakukan oleh perusahaan Indonesia. Ambil contoh, pembelian 30% aset minyak dan gas (migas) Murphy Oil Corporation yang berlokasi di Malaysia senilai US$ 2 miliar oleh PT Pertamina.
Hadapi MEA, akuisisi di ASEAN semarak
JAKARTA. Pasar bebas di kawasan Asia Tenggara atau dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai akhir 2015, mengundang banyak perusahaan di kawasan ini melancarkan aksi merger dan akuisisi (M&A). Perusahaan-perusahaan tersebut terus mempersiapkan diri agar kelak bisa tetap bersaing menandingi para kompetitor di wilayah Asia Tenggara. Merujuk pada data Thomson Reuters, seperti diwartakan www.asia.nikkei.com, Senin (2/2), pada tahun 2014, nilai aksi merger dan akuisisi di Asean tumbuh sekitar 12% menjadi US$ 68,4 miliar dari tahun sebelumnya. Ini mengalahkan nilai transaksi dari aksi korporasi perusahaan-perusahaan di Negeri Sakura Jepang, yang berjumlah US$ 64,7 miliar. Sebagian transaksi bernilai jumbo dilakukan oleh perusahaan Indonesia. Ambil contoh, pembelian 30% aset minyak dan gas (migas) Murphy Oil Corporation yang berlokasi di Malaysia senilai US$ 2 miliar oleh PT Pertamina.