JAKARTA. Menyambut bulan ramadan dan Lebaran, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Saut P Hutagalung melakukan safari ramadan ke sejumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) kelas rumahan atawa Usaha kecil dan Menengah (UKM) yang sudah mendapat pembinaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kunjungan tersebut dalam rangka memantau perkembangan dan peningkatan kualitas produk yang diolah dalam rangka mempersiapkan UPI skala kecil dan menengah menghadapi pasar bebas atawa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) awal tahun 2016. Salah satu UPI yang dikunjungi adalah Sakana Indo Prima yang terletak di Sawangan, Depok. Sakana fokus melakukan processing, trading dan consulting fisheries. UPI yang dimiliki Saefuddin dan Redy Ardiansyah ini mulai berdiri sejak tahun 2009. Namun dalam dua tahun terakhir baru mengalami perkembangan signifikan lantaran mendapatkan pelatihan dari KKP bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Saefuddin mengaku produksinya meningkat 100% setelah mendapatkan label Standar Nasional Indonesia (SNI). "Kita saat ini sudah menjual ke beberapa supermarket, dari awalnya hanya diperjualbelikan secara recehan di pasar-pasar," ujar Saefuddin saat mendapat kunjungan Dirjen P2HP di UPI miliknya, Senin (29/6). Saefuddin bilang, tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan SNI. Sebab semua proses pengolahan ikan, termasuk gedung dan peralatannya harus sesuai dengan SNI. Saat ini, ia bisa mengolah 2,5 ton hingga 3 ton ikan per hari. Rata-rata produksinya mencapai 100 ton hingga 120 ton per bulan.
Hadapi MEA, kualitas produk UPI ditingkatkan
JAKARTA. Menyambut bulan ramadan dan Lebaran, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Saut P Hutagalung melakukan safari ramadan ke sejumlah Unit Pengolahan Ikan (UPI) kelas rumahan atawa Usaha kecil dan Menengah (UKM) yang sudah mendapat pembinaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kunjungan tersebut dalam rangka memantau perkembangan dan peningkatan kualitas produk yang diolah dalam rangka mempersiapkan UPI skala kecil dan menengah menghadapi pasar bebas atawa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) awal tahun 2016. Salah satu UPI yang dikunjungi adalah Sakana Indo Prima yang terletak di Sawangan, Depok. Sakana fokus melakukan processing, trading dan consulting fisheries. UPI yang dimiliki Saefuddin dan Redy Ardiansyah ini mulai berdiri sejak tahun 2009. Namun dalam dua tahun terakhir baru mengalami perkembangan signifikan lantaran mendapatkan pelatihan dari KKP bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Saefuddin mengaku produksinya meningkat 100% setelah mendapatkan label Standar Nasional Indonesia (SNI). "Kita saat ini sudah menjual ke beberapa supermarket, dari awalnya hanya diperjualbelikan secara recehan di pasar-pasar," ujar Saefuddin saat mendapat kunjungan Dirjen P2HP di UPI miliknya, Senin (29/6). Saefuddin bilang, tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan SNI. Sebab semua proses pengolahan ikan, termasuk gedung dan peralatannya harus sesuai dengan SNI. Saat ini, ia bisa mengolah 2,5 ton hingga 3 ton ikan per hari. Rata-rata produksinya mencapai 100 ton hingga 120 ton per bulan.