Hadapi NPL, BNI naikkan coverage ratio 150%



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) tahun depan akan mencadangkan coverage ratio sebesar 150% untuk mengantisipasi kenaikan kredit macet atau non performing loan (NPL). Nilai coverage rasio ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini yang hanya 139%. Direktur Utama BNI Achmad Baequni memprediksi NPL pada tahun depan berpotensi untuk mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun ini yang diprediksi 2,4% sampai 2,6%. Menurutnya, dengan adanya pencadangan tersebut NPL bisa ditekan di level yang optimal.

“Memang kami sengaja men-downgrade laba dengan menaikkan cadangan, ini kita lakukan bertahap ke depan,” ujar Baequni, Kamis (10/9). Nah, coverage ratio ini menurut Baequni relatif rendah dibandingkan dengan Bank BUKU IV lain. Sebagai gambaran, untuk coverage ratio Mandiri adalah sebesar 140% sampai 160%. Sedangkan BCA adalah 200%.

Terkait dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) ini, curhat Baequni, sebenarnya BNI ingin menambahnya setiap bulan. Namun karena mempertimbangkan penilaian investor, kenaikan CKPN ini dilakukan pada setiap semester. Untuk menekan NPL, BNI juga mengaku sudah membentuk suatu unit khusus di bidang remedial dan recovery. Unit ini nantinya akan melakukan penghapusan buku kredit yang mengalami masalah.


Unit ini menurut Baequni sudah dipisah dari sebelumnya ditangani oleh Direktur Bisnis Banking, menjadi bagian khusus recovery. “Untuk menyukseskan ini, kami membentuk task force di kantor pusat untuk membentuk remedial recovery masing-masing wilayah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan