Hadapi revolusi konsumen, Jokowi: Indonesia harus jadi produsen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan Indonesia akan memasuki revolusi konsumen. Jumlah konsumen di Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020. Pada tahun tersebut angka konsumen Indonesia diperkirakan mencapai 141 juta jiwa.

"Dibandingkan 5 tahun lalu yg jumlahnya hanya 70 jutaan, telah terjadi peningkatan lebih dari 100%," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Senin (16/9).

Selain jumlah, sebaran konsumen di Indonesia juga diyakini akan berkembang. Sebelumnya pada 5 tahun yang lalu jumlah kabupate/kota yang memiliki konsumen kelas menengah di atas 500.000 hanya sebanyak 25 kabupaten/kota.


Baca Juga: Tanggapi pimpinan KPK, Jokowi: Tidak ada istilah mengembalikan mandat

Angka tersebut dipastikan oleh Jokowi akan kembali mengalami peningkatan. Peningkatan wilayah konsumen kelas menengah tersebut akan lebih dari dua kali lipat sebanyak 54 kabupaten/kota. Adanya revolusi konsumen diingatkan Jokowi agar berhati-hati. Sebab Indonesia akan menarik dan semakin atraktif bagi investasi global.

Oleh karena itu, pengusaha lokal diharapkan tidak kalah saing. Sehingga pasar yang besar tersebut hanya akan dirasakan oleh investor luar negeri. "Jangan sampai peluang yang ada dipakai oleh merek asing, dipakai negara-negara luar," terang Jokowi.

Jokowi menegaskan agar Indonesia dapat mengambil peluang sebagai produsen dalam kondisi tersebut. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya menjadi konsumen yang konsumtif.

Baca Juga: Meski serahkan mandat ke Presiden, Ketua KPK pastikan lembaganya jalan seperti biasa

Investasi global yang masuk harus menciptakan dampak tidak langsung (spill over) terhadap industri Indonesia. Sehingga nantinya industri lokal dapat masuk dalam rantai pasok. Jokowi juga akan memperbaiki peraturan untuk merangsang industri. Ia bilang akan menghapus regulasi yang membuat Indonesia menjadi bangsa konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .